SULTRATOP.COM, MUNA BARAT – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Muna Barat (Mubar) mendirikan 14 perpustakaan desa dan empat taman baca masyarakat (TBM).
Kepala DPK Mubar La Hafini mengatakan, Perpustakaan Nasional memiliki program prioritas yakni penguatan budaya baca dan literasi.
“Jadi, Perpustakaan Nasional meluncurkan program bantuan 1.000 buku yang bermutu di desa. Untuk di Mubar tahun 2024 ini memiliki kuota 20, tetapi yang memenuhi syarat baru 14 desa, dengan empat taman baca masyarakat,” terang La Hafini di kantor bupati setempat, Senin (21/10/2024).
Kata dia, 14 perpustakaan desa yang dibangun di antaranya Desa Madampi, Lafinde, Kusambi, Waturempe, Desa Lombujaya, Kelurahan Waumere, Kelurahan Wamelai serta lainnya. Sementara, empat TBM yakni Desa Marobea, Parura Jaya, Latugho, dan Lahaji.
“Ada dua TBM yang sudah mendapatkan bantuan yakni Marobea dan Parura Jaya. Untuk Latugho dan Lahaji masih dalam proses pembangunan TBM,” bebernya.
Hafini mengatakan untuk mempercepat implementasi pelaksanaan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, masing-masing desa melakukan diskusi melalui forum TBM se-Kabupaten Muna Barat (Mubar).
Menurutnya, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan layanan perpustakaan tidak membedakan kesetaraan status sosial untuk menjangkau layanan seluruh komponen masyarakat.
“Kita berharap dengan adanya TBM dan perpustakaan desa ini dapat mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui konten-konten literasi. Jadi, bantuan yang diberikan berupa buku untuk meningkatkan minat baca, gemar baca, budaya baca, dan literasi,” ucapnya.
Dia menambahkan pada perpustakaan desa dan TBM ini yang lebih dominan disiapkan adalah buku-buku tingkatan TK dan SD. Akan tetapi, pada program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS) semua tingkatan umur akan mendapatkan layanan perpustakaan.
Menurutnya, tantangan saat ini di masyarakat bahwa perpustakaan adalah tempat buku atau gudang buku. Padahal, hakikatnya perpustakaan adalah pusat ilmu pengetahuan untuk memperoleh informasi guna meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan keterampilan yang bisa diakses melalui buku.
“Bayangkan saja, kalau kita sudah banyak mendapatkan informasi tentang sumber daya alam di sekitar kita maka ketrampilan hidup (life skill) sangat dibutuhkan, kita akan bisa memaksimalkan apa-apa saja yang bisa dikelola atau dikaji sedemikian rupa sehingga bermanfaat untuk peningkatan kualitas hidupnya,” ungkapnya. (—)
Kontributor: Adin