23 September 2025
Indeks

Dosen UHO Latih Petani Konawe Utara Olah Limbah Sawit Jadi Energi Terbarukan

  • Bagikan
Dosen UHO Latih Petani Konawe Utara Olah Limbah Sawit Jadi Energi Terbarukan
PKM yang dilakukan oleh Dosen UHO di Kecamatan Wiwirano, Konut untuk melatih petani mengubah limbah sawit menjadi energi terbarukan. (Foto: Istimewa)

SULTRATOP.COM, KONAWE UTARA — Sejumlah dosen dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari melatih Kelompok Tani (Poktan) Ulu Walakah di Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara (Konut), untuk mengolah limbah kelapa sawit menjadi energi terbarukan berupa biomassa dan biogas. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 19 September 2025.

Kegiatan bertajuk Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dipimpin oleh Dr. Asminar, yang beranggotakan Ir. Abdul Djohar, Dr. Jenny Delly, Syahran Rifaldi, serta sejumlah mahasiswa dari Program Studi Teknik Elektro S-1 UHO.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Acara ini dibuka secara resmi oleh Camat Wiwirano, Suharjohn Arif. Turut hadir Kepala Desa Lamparinga Suhasni, Kabid Teknologi Tepat Guna dan Sumber Daya Alam DPMD Rima Arjuna Mekuo, Ketua BPD Wiwirano Ahmad Ogo, Kasi DPMD Musripin Kia, staf DPMD, serta perwakilan poktan dari seluruh wilayah Kecamatan Wiwirano.

Menurut Dr. Asminar, Konut merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang memiliki potensi besar dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit. Poktan Ulu Walakah, yang berlokasi di Desa Pondoa, merupakan salah satu pemasok utama Tandan Buah Segar (TBS) ke pabrik pengolahan sawit.

Namun, aktivitas perkebunan ini menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar, seperti tandan kosong, pelepah sawit, serta limbah cair hasil pengolahan atau POME (Palm Oil Mill Effluent).

Sebagian besar limbah ini hanya dibiarkan menumpuk, dibakar, atau dibuang ke lahan terbuka, sehingga dapat mencemari lingkungan, merusak kualitas tanah, memicu emisi gas rumah kaca, dan menimbulkan masalah kesehatan masyarakat.

Dosen UHO Latih Petani Konawe Utara Olah Limbah Sawit Jadi Energi Terbarukan
Pemberian materi cara menggunakan alat-alat pendukung dalam mengubah limbah kelapa sawit menjadi energi terbarukan. (Foto: Istimewa)

“Limbah kelapa sawit sebenarnya memiliki nilai ekonomi tinggi jika dikelola dengan benar, misalnya diolah menjadi briket biomassa sebagai bahan bakar alternatif atau biogas sebagai energi rumah tangga,” jelas Dr. Asminar.

Sayangnya, lanjutnya, kelompok tani masih menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan pengetahuan teknis, ketiadaan teknologi tepat guna, lemahnya manajemen usaha, serta belum adanya strategi pemasaran yang memadai.

“Melalui program pengabdian masyarakat ini, kami ingin memberdayakan kelompok tani melalui pelatihan dan transfer teknologi, agar mereka mampu mengolah limbah kelapa sawit menjadi energi terbarukan dan mengelola usaha secara mandiri,” tambahnya.

Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi mengenai potensi pemanfaatan limbah pelepah sawit dan POME, serta pengenalan teknologi tepat guna yang bisa digunakan untuk mengolah limbah menjadi produk bernilai jual dan ramah lingkungan.

Dosen UHO Latih Petani Konawe Utara Olah Limbah Sawit Jadi Energi Terbarukan
Praktek penggunaan teknologi tepat guna yang diajarkan kepada para petani di Kecamatan Wiwirano untuk mengubah sampah kelapa sawit menjadi energi terbarukan. (Foto: Istimewa)

Selanjutnya dilakukan praktik langsung, mulai dari proses pemotongan pelepah sawit, pembakaran di tungku karbonisasi, penghalusan arang, pencampuran dengan bahan perekat, pencetakan briket menggunakan alat cetak, hingga proses pengeringan di rak pengering. Tim juga mensimulasikan produksi biogas menggunakan biodigester mini dengan bahan baku limbah cair POME.

Secara strategis, kegiatan ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam bidang energi bersih dan terjangkau, konsumsi dan produksi berkelanjutan, serta aksi terhadap perubahan iklim.

Adapun luaran dari kegiatan ini meliputi: terbentuknya satu unit biodigester aktif yang menghasilkan biogas untuk kebutuhan rumah tangga, teknologi tepat guna berupa alat produksi briket yang terdiri dari alat pemotong pelepah, tungku karbonisasi, pencetak briket, dan rak pengering dengan produksi awal minimal 20 kg briket biomassa, tersedianya SOP dan struktur organisasi usaha, serta tercetaknya label dan media promosi produk.

Tim PKM itu juga melakukan pendampingan langsung pada masing-masing perwakilan Poktan se-Kecamatan Wiwirano. Melalui kegiatan itu, diharapkan bisa berdampak langsung pada peningkatan keterampilan teknis petani, mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembakaran limbah, menumbuhkan kesadaran ekonomi sirkular, serta menciptakan unit usaha kecil berbasis energi terbarukan di desa. (b-/ST)

Kontributor: Ismu Samadhani

Follow WhatsApp Channel Sultratop untuk update berita terbaru setiap hari

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan