SULTRATOP.COM – Saat ini tengah heboh kasus dugaan penganiayaan terhadap salah satu siswa SDN 4 Baito, Konawe Selatan (Konsel) oleh seorang guru honorer Supriyani. Sebuah dakwaan yang penuh kejanggalan karena pada akhirnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut bebas wanita tersebut.
Kini di tengah memanasnya kasus tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Konsel berinisiatif mengajak siswa SDN 4 Baito mengikuti kegiatan trauma healing yang menyenangkan di Mall The Park Kendari.
Secara definisi, trauma healing adalah suatu proses pemberian bantuan berupa penyembuhan untuk mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan, panik, dan gangguan lainnya karena lemahnya ketahanan fungsi-fungsi mental yang dimiliki individu. Sumber lain menyebut trauma healing adalah proses untuk memulihkan gangguan psikologis yang terjadi akibat kejadian traumatis atau ketakutan di masa lalu.
Terlepas dari kasus Supriyani dan definisi trauma healing tersebut, Dinas P3A Konsel beralasan tujuan trauma healing yang mereka adakan itu adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak sekaligus memberikan waktu luang yang mendidik dan menghibur.
“Kami mengadakan kegiatan ini agar bisa lebih percaya diri,” ungkap Kepala Dinas P3A Konsel, Hafsa.
Kegiatan tersebut berlangsung di Funworld, tempat anak-anak bebas bermain, tertawa, dan bersosialisasi. Selain itu, mereka juga diajak menonton film bersama di CinemaXX, memberikan momen menyenangkan yang tak terlupakan.
Sanaali, Kepala Sekolah SDN 4 Baito, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari proses pembelajaran, membuktikan bahwa belajar tidak selalu harus di ruang kelas, melainkan bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
Dengan adanya program seperti ini, diharapkan anak-anak semakin bersemangat dalam belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri. (B-/ST)
Penulis: Bambang Sutrisno