27 December 2025
Indeks

Dari Rp1,3 Juta ke Rp2,5 Juta per Gram, Lonjakan Harga Emas Hantam Pasar Perhiasan Kendari

  • Bagikan
Dari Rp1,3 Juta ke Rp2,5 Juta per Gram, Lonjakan Harga Emas Hantam Pasar Perhiasan Kendari
Pedagang perhiasan emas di Kendari. (Foto: Bambang Sutrisno/SULTRATOP.COM)

SULTRATOP.COM, KENDARI – Lonjakan harga emas yang terjadi bertahap dalam setahun terakhir kian menekan pasar perhiasan di Kota Kendari. Dari kisaran Rp1,3–Rp1,4 juta per gram pada awal 2025, harga emas kini melesat hingga menembus Rp2,5 juta per gram, membuat daya beli masyarakat melemah dan omset pedagang perhiasan di pasar tradisional Kendari ikut tergerus.

Salah satu pedagang jual beli emas di Kendari, Diana, mengungkapkan penurunan omzet sudah dirasakan sejak 2024 dan berlanjut hingga akhir 2025. Kondisi ekonomi masyarakat yang belum sepenuhnya pulih disebut menjadi faktor utama lesunya penjualan perhiasan emas.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

“Harga emas sekarang kita jual per gramnya saja diangka Rp2,3 juta. Kalau masalah pembeli emas sekarang turun sekali dan sama persis ditahun kemarin. Apalagi harga bahan-bahan terus alami peningkatan jadi orang sudah tidak tertarik lagi belanja perhiasan,” ujar Diana, Sabtu (27/12/2025).

Diana menyampaikan, ia bersama kelompok penjual perhiasan tetap memantau harga emas di Indonesia saat ini. Pergerakan emas sulit untuk diprediksi, bahkan pihaknya sampai sulit menentukan harga.

“Sekarang lebih banyak orang datang ke toko bukan karena mau beli perhiasan, melainkan menjual barang perhiasan dari berbagai jenis, seperti cincin, kalung, gelang, dan anting. Kalau kondisi kurang bagus kita beli di angka Rp1,8 kalau kondisi bagus Rp1,9 juta,” jelasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, sejak Januari 2025 emas masih diperdagangkan di kisaran Rp1,3-Rp1,4 juta per gram. Namun, pada Desember 2025 harganya telah menembus level Rp2,4 hingga Rp2,5 juta per gram, telah mencetak rekor di Indonesia.

Tren harga emas mulai bergerak agresif seiring meningkatnya tensi geopolitik, perlambatan ekonomi global, serta ekspansi perubahan kebijakan moneter negara maju. (A/ST)

 

Laporan: Bambang Sutrisno

Follow WhatsApp Channel Sultratop untuk update berita pilihan

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan