SULTRATOP.COM, KENDARI – Dosen Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari menggelar pengabdian pada masyarakat (PKM) di Desa Tanggobu, Kecamatan Morosi, Konawe pada 2 Agustus 2024. Program ini adalah skema pemberdayaan berbasis masyarakat yang merupakan hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
PKM ini menyasar para kader posyandu Desa Tanggobu. Adapun tema kegiatannya “Literasi Digital Kader Posyandu Berbasis Digital Health sebagai Fasilitator Dalam Upaya Pencegahan Multimorbiditas Menuju Desa Tanggobu Sehat”.
Ketua Tim PKM Rahmawati menjelaskan latar belakang diadakannya PKM ini. Ia mengatakan, multimorbiditas penyakit tidak menular pada penggunaan layanan kesehatan merupakan hal penting yang harus diperhatikan karena pertama, multimorbidity: adanya kondisi penyakit kronik lebih dari satu pada satu pasien. Bisa penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Sebesar 78% penyakit tidak menular menyebabkan kematian negara dengan pendapatan rendah/menengah (termasuk Indonesia).
Kedua, moving away from single disease focus (berpindah dari fokus pada satu penyakit): sering pasien tidak hanya memiliki satu jenis penyakit tidak menular yang kronik tetapi belum diketahui. Sehingga meningkatkan beban kesehatan dan beban ekonomi (health burden and economic burden).
Ia melanjutkan, hasil penelitian ini ditemukan bahwa prevalensi multimorbiditas penyakit tidak menular meningkat sering dengan meningkatnya sosial ekonominya (tingkat Pendidikan dan tingkat kesejahteraan). Hal ini berkebalikan dengan di negara maju.
Berdasarkan data di atas, Desa Tanggobu memiliki permasalahan kesehatan terkait penyakit tidak menular yakni hipertensi, kolesterol, stroke. Masyarakat memperoleh informasi kesehatan jika ke tempat pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, perlu ada peningkatan informasi kesehatan sehingga dapat melakukan upaya pencegahan, salah satunya dengan peningkatan literasi kesehatan bukan hanya pada penderita penyakit tersebut, tetapi harus memberdayakan kader, karena memiliki peran penting pada program prolanis dan posbindu.
“Kemudian masih tingginya kasus penyakit tidak menular sehingga perlu adanya pencegahan multimorbiditas,” ujarnya, Senin 26 Agustus 2024.
Ia menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader sebagai fasilitator dalam upaya pencegahan multimorbiditas melalui literasi berbasis digital health.
Rahmawati menyebut, apa yang dilakukan dalam program ini sesuai permasalahan di wilayah tersebut, yaitu pertama meningkatkan literasi kader posyandu berbasis digital health sebagai sebagai fasilitator dalam upaya pencegahan multimorbiditas menuju Desa Tanggobu Sehat dengan menggunakan media leaflet.
Kedua meningkatkan keterampilan kader berbasis digital health dengan menggunakan aplikasi Primary Stroke Prevention Awareness (M_Stepscoma) melalui pelatihan.
Prodi Magister Kesmas sendiri berharap dengan adanya kegiatan ini, akan ada peningkatan literasi kader posyandu berbasis digital health sebagai fasilitator dalam upaya pencegahan multimorbiditas.
Kemudian peningkatan keterampilan kader berbasis digital health dengan menggunakan aplikasi Primary Stroke Prevention Awareness (M_Stepscoma) melalui pelatihan.
“Prodi juga berharap kegiatan PKM ini dapat mengembangkan dan memperkuat kualitas pendidikan serta relevansi akademis yang dimiliki.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Tanggobu dan Kepala Puskesmas Morosi. Kemudian dosen yang menjadi anggota tim Sri Mulyani dan Nazaruddin. Kemudian dua mahasiswa Icha Sriwulan dan Hendra.
Penulis: Ilham Surahmin