SULTRATOP.COM, MUNA BARAT – Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Raha menegaskan hanya akan membeli jagung dengan kadar air maksimal 14 persen dan aflatoksin maksimal 50ppb dari petani yang di Muna Barat.
Hal itu diungkapkan Kepala Bulog (Kabulog) Cabang Raha, Hendra Dionisius saat menghadiri launching program petani keren dan penanaman jagung serentak di Desa Marobea, Kamis (15/5/2025). Kata Dion, jagung dengan kadar air lebih dari 14 persen dianggap lebih rentan terhadap jamur dan kerusakan, sehingga tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Dion sapaan akrabnya membeberkan sebelumnya Bulog bisa menyerap jagung dengan kualitas kadar air di atas 14 persen. Namun, ada kebijakan atau keputusan dari pemerintah pusat bahwa untuk jagung yang bisa diserap kadar air maksimal 14 persen.
“Jadi, pemerintah pusat telah mengambil keputusan dan menetapkan jagung yang diserap kadar air maksimal 14 persen. Kami Bulog di daerah hanya melaksanakan kegiatan sesuai keputusan tersebut,” kata Dion.
Menurut Dion, para petani jagung mempunyai kewajiban harus mengeringkan terlebih dahulu jagung hasil panennya. Sebab, Bulog saat ini tidak bisa lagi membantu mengeringkan jagung dan pemerintah tidak lagi membiayai pengeringannya.
“Jadi, kami meminta para petani jagung pada saat panen segera dikeringkan jagungnya agar Bulog dapat membeli jagung sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah yakni Rp5.500 per kg,” ucapnya.
Dion menceritakan pengalaman selama ini di Muna dan Mubar bahwa permasalahan yang didapati adalah kadar air jagung. Bahkan pernah didapati kadar air mencapai 15 persen sampai 20 persen.
“Kita perlu menumbuhkan kesadaran bahwa pasca panen terutama pengeringan jagung sangat penting. Jadi, harga jagung yang dibeli seharga Rp5.500 per kg dan tidak ada pengurangan harga. Kita juga tidak bisa lagi membeli jagung dengan kadar air di atas 14 persen,” ungkapnya.
Ia menambahkan pihaknya mendapatkan sebagian besar di pulau Muna ini, jagung yang didapatkan sebagian besar sudah bolong-bolong. Dan ini menjadi pekerjaan rumah para petani jagung, kalau bisa jangan menyimpan jagung dengan kadar air tinggi.
“Saat ini, kami banyak menolak jagung dari petani. Karena jagungnya sudah bolong-bolong. Jadi, jagung yang akan diserap oleh Bulog ini akan disimpan sebagai cadangan jagung pemerintah. Kami tidak tahu akan disimpan satu atau lebih dari tiga tahun. Makanya, Bulog menyerap jagung dengan kualitas yang sudah kering dan standar yang ditetapkan,” jelasnya. (B/ST)
Kontributor: Adin