SULTRATOP.COM, KENDARI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini untuk cuaca dalam seminggu ke depan.
Hasilnya, terlihat hampir seluruh wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) diprediksi akan mengalami hujan pada 2 Juli 2024 dan beberapa wilayah dalam seminggu ke depan.
Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie, mengatakan, pihaknya memantau adanya anomali suhu muka laut di perairan sekitar wilayah Sultra yang dapat meningkatkan penguapan atau penambahan massa uap air.
” Terpantau pula massa udara basah lapisan rendah dan indeks labilitas kuat skala lokal terkonsentrasi di wilayah Sultra,” ucapnya via pesan WhatsApp pada Senin (1/7/2024).
Selain itu, terpantau juga adanya konvergensi dan belokan angin atau penumpukan massa udara yang didukung adanya gelombang atmosfer rossby equatorial dan kelvin. Kata Faizal, faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah Sultra.
Berdasarkan hasil observasi, terdapat 13 wilayah di Sultra yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai guntur dan angin kencang pada 2 Juli 2024.
Wilayah tersebut yakni Kendari, Bombana, Konkep, Konut, Konawe, Kolaka, Konsel, Buton, Butur, Busel, Buteng, Baubau, dan Wakatobi. Selanjutnya, 3 Juli diprediksi di wilayah Kendari, Konkep, Bombana, Busel, Buteng, Baubau, dan Wakatobi.
Sementara pada 4 Juli diprediksi di wilayah Konut, Koltim, Kendari, Konsel, Busel, Konawe, Konkep, Butur, Kolaka, dan Kolut. Pada 5 Juli diprediksi hujan terjadi di wilayah Kolut, Konut, Kolaka, dan Konawe.
Pada 6 Juli 2024, hujan diprediksi terjadi di wilayah Konsel, Kendari, Konawe, Konut, Butur dan Kolaka. Sementara pada 7 Juli 2024 hujan tidak terdeteksi akan terjadi di wilayah Sultra atau hasil pantauan terhadap curah hujan nihil.
BMKG mengimbau masyarakat agar memperhatikan dan mempersiapkan diri dengan bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi pada musim hujan seperti banjir, tanah longsor, jalan licin pohon tumbang dan lainnya.
Masyarakat juga diminta untuk terus mengupdate perkembangan cuaca yang dikeluarkan BMKG dan tidak menyebarkan berita hoax yang dapat membuat kegaduhan dan kecemasan masyarakat. (—)
Kontributor: Ismu Samadhani