21 November 2024
Indeks

Awal Januari 2024, Dinkes Kendari Temukan 63 Kasus DBD, Terbanyak di Baruga

  • Bagikan
Awal Januari 2024, Dinkes Kendari Temukan 63 Kasus DBD, Terbanyak di Baruga
Elvi

SULTRATOP.COM, KENDARI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat 63 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi dalam rentan waktu 1 hingga 9 Januari 2024.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kendari Elvi mengatakan, kasus tersebut diterima dari hasil laporan temuan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayahnya dan sudah ditelusuri.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

“Sampai hari ini, jumlah kasusnya itu kalau untuk warga Kota Kendari sebanyak 63 kasus,” ungkap Elvi saat ditemui di ruangannya pada Selasa (9/1/2024).

Adapun sebaran kasus DBD di Kendari pada 1 hingga 9 Januari 2024 per kecamatan yaitu Baruga 16 kasus, Kadia 3, Kambu 5, Kendari Barat 9, Kendari 2, Mandonga 4, Poasia 9, Puuwatu 7, dan Wuawua 6 kasus. Sementara 2 kecamatan lainnya, yaitu Abeli dan Nambo belum ada kasus DBD yang masuk.

Ia menyebut jika dilihat dari jumlahnya, terjadi peningkatan dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 21 kasus. Kata dia, meningkatnya kasus DBD tahun ini bisa saja disebabkan oleh peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan.

Peningkatan signifikan juga terlihat dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu Januari 2023 yang hanya tercatat sebanyak 24 kasus. Kendati demikian, sampai saat ini belum ada laporan kematian yang diakibatkan oleh penyakit DBD itu.

Kata Elvi, penanganan kasus DBD memungkinkan dilakukan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Kendari karena semua puskesmas dinyatakan sudah siap dengan 5 puskesmas rawat inap, klinik, serta rumah sakit, baik swasta maupun instansi pemerintah.

“Semua fasilitas pelayanan kesehatan insyaallah siap mem-back up atau menangani seluruh kasus DBD yang terjadi di Kota Kendari,” tambahnya.

Kasus DBD sendiri memiliki fase atau tingkatan penyakit mulai dari masa inkubasi hingga mengalami syok. Menurut Elvi, fase syok bisa menyebabkan kematian.

Untuk itu, Dinkes Kendari mengimbau kepada masyarakat jika mengalami gejala DBD seperti sudah 3 hari mengalami demam disertai dengan nyeri sendi, serta mengalami bintik-bintik merah yang menjadi ciri khas DBD, muntah dan diare untuk segera berhubungan dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar mendapatkan bantuan dari segi medis.

“Biasanya kematian akibat DBD ditemukan akibat keterlambatan pertolongan dari tim medis. Karena kita menganggap hanya demam biasa dan sebagainya. Kalau demam toh di musim-musim sekarang yang rentan akan DBD, disarankan untuk minum obat yang biasa diminum kalau memang belum sempat ke layanan kesehatan,” tutur Elvi. (——)

Editor: Ilham Surahmin

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan