SULTRATOP.COM – Air Terjun Tumburano merupakan salah satu permata alam yang terdapat di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra). Keindahan air terjun ini membawa wisatawan seolah berada di dunia fantasi.
Ketika berada di air terjun ini, mata akan terpana pada aliran air yang merayapi dinding batuan sedimen raksasa kecoklatan berbentuk seperti sebuah atap rumah adat honai khas Papua. Bentuk yang demikian membuatnya terlihat sangat megah dan cocok jadi latar foto yang instagramable.
Guyuran air dari atas menciptakan kolam besar di bawahnya yang mengundang siapa saja untuk merasakan kesejukan airnya. Derasnya air yang jatuh ke kolam bahkan sampai menciptakan kabut yang membuat pemandangan Air Terjun Tumburano semakin indah.
Lokasi Air Terjun Tumburano yang berada di tengah hutan semakin menambah keeksotisannya. Rindangnya pepohonan yang mengelilingi air terjun menciptakan suasana tenang dan damai.
Alam yang masih terjaga dengan baik membuat udara di kawasan ini terasa segar, sangat cocok untuk melepas penat. Seperti yang dirasakan oleh Salma Ali, salah satu wisatawan asal Kendari.
Salma awalnya hanya mendengar keindahan air terjun ini dari teman-temannya, hingga akhirnya dirinya memiliki kesempatan untuk menyaksikannya langsung.
Salma mengaku benar-benar dibuat takjub oleh pemandangan Air Terjun Tumburano. Ia bahkan tak punya kata yang tepat untuk menggambarkan keindahannya.
“Pemandangannya indah. Airnya jernih dan segar. Ada sensasi-sensasi dinginnya. Pokoknya keren,” ujarnya, pada 20 Juli 2024.
Air Terjun Tumburano memiliki dua tingkat tebing. Setiap tebing, memiliki aliran air yang deras.
Tebing paling puncak, memiliki ketinggian sekitar 90 meter dan diberi nama tumburan tama. Tebing kedua, setinggi 30 meter diberi nama tumburan tina.
Menurut Salma, untuk sampai ke tumburan tama harus menyiapkan tenaga ekstra karena harus menaiki sekitar 100 lebih anak tangga.
Anak-anak tangga tersebut sudah diberi tegel untuk memudahkan pengunjung, ditambah pegangan agar wisatawan merasa lebih aman saat menaiki tangga.
Saat musim hujan, kata Salma, wisatawan harus ekstra hati-hati, karena tegel menjadi licin. Begitu juga bebatuan di sekitar air terjun. Namun, semua itu akan terbayar lunas ketika sudah berada di tumburan tama.
“Pemandangan benar-benar cantik kalau dari tumburan tama,” ujarnya.
Saat ini belum terdapat pungutan untuk masuk ke lokasi air terjun. Wisatawan bebas masuk ke sana dan bermain air sesukanya. Namun, kata Salma, air di sini sangat dingin sehingga dirinya tak bisa berlama-lama di dalam air.
Saat ke Air Terjun Tumburano, kata Salma, pastikan juga untuk membawa bekal makanan atau camilan karena di sekitar lokasi air terjun tidak terdapat pedagang makanan.
Akses ke Air Terjun Tumburano
Air Terjun Tumburano terletak di Desa Tumburano, Kecamatan Wawonii Utara, Konkep. Air Terjun ini tak pernah sepi dikunjungi wisatawan, seiring dengan makin dikenalnya objek wisata andalan Konkep tersebut.
Dari Langara, ibu kota Konkep, wisatawan dapat menjangkau air terjun ini dengan waktu tempuh sekitar 30 menit sampai 1 jam saja menggunakan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Menurut Arman, wisatawan yang juga kerap mengunjungi air terjun ini, dulu waktu tempuh memang berkisar satu jam hingga dua jam karena akses jalannya yang rusak. Namun, kini akses jalan menuju Air Terjun Tumburano sudah diaspal sehingga waktu tempuh juga tidak sampai satu jam.
Setelah tiba di pintu masuk, wisatawan harus berjalan kaki sekitar 200 meter untuk bisa sampai ke air terjun.
Satu hal yang menarik adalah sepanjang perjalanan menuju air terjun, melawati lahan pertanian dan perkebunan warga yang ditumbuhi dengan berbagai macam komoditi, seperti kelapa, cokelat, pala, dan berbagai macam buah-buahan.
Nah, jika Anda ingin mengunjungi Air Terjun Tumburano tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar. Dari Kota Kendari, ibu kota Sultra, Anda tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Cukup Rp100 ribu saja untuk sekali menyeberang menggunakan kapal feri.
Itu untuk menyeberang sendiri saja tanpa membawa kendaraan. Jika Anda membawa kendaraan, tentu biayanya bertambah lagi.
Di kapal feri sendiri ada tiga kelas yang bisa dipilih, yaitu tatami Rp65 ribu, VIP Rp66 ribu, dan ekonomi Rp30 ribu. Anda tinggal menyesuaikan dengan biaya yang tersedia.
Waktu tempuh dari Kota Kendari menuju Langara, ibu kota Konkep hanya sekitar dua jam. Setiba di Langara, Anda hanya tinggal menempuh perjalanan darat menuju Desa Lansilowo.
Pengelolaan Air Terjun Tumburano
Meski secara administratif Air Terjun Tumburano berada di Desa Tumburano, namun pengelolaannya dilakukan bersama oleh empat desa, yaitu Desa Tumburano, Kelurahan Lansilowo, Desa Tepolawa, dan Desa Tambaone Utama.
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Konkep, Asnal, yang juga mantan Kepala Desa Tumburano mengungkapkan, pengelolaan itu dilakukan bersama untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama saat ada kegiatan besar, seperti setelah hari raya.
Ia menjelaskan, selain keindahan Air Terjun Tumburano, ada kisah di balik objek wisata ini yang membuatnya semakin menarik, yaitu tentang sepasang kekasih yang mengakhiri hidupnya karena cinta mereka tak direstui. Keduanya nekat menjatuhkan diri ke dalam air terjun.
Hal menarik lainnya, di sekitar Air Terjun Tumburano sering terlihat pelangi yang menambah keindahan air terjun ini.
Menurut Asnal, wisata Air Terjun Tumburano ini sangat menjanjikan dan bisa mendatangkan pendapatan bagi warga di empat desa yang berdekatan dengan objek wisata tersebut.
Namun, hubungan antara pemerintah desa dan pemerintah kabupaten belum terlalu terjalin dengan baik. Ia berharap pemerintah kabupaten bisa bersinergi dengan pemerintah desa untuk mengembangkan objek wisata Air Terjun Tumburano ini.
Selain Air Terjun Tumburano, di Konkep juga terdapat banyak destinasi lainnya yang wajib dikunjungi seperti Pantai Kampa dan Kali Biru Mosolo. (—)
Reporter: Tim Redaksi
Editor: Jumriati