SULTRATOP.COM, KENDARI – Kebakaran hebat yang melanda pemukiman pekerja kebersihan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Puuwatu, Kota Kendari, menghanguskan 52 rumah. Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari mencatat total kerugian akibat peristiwa ini mencapai Rp1,1 miliar, termasuk kendaraan, perabotan, dan barang berharga milik warga terdampak.
Angka Rp1,1 miliar lebih merupakan hasil pendataan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendari bersama instansi terkait. Data tersebut dihimpun berdasarkan laporan warga yang terdampak langsung.
“Kami sudah mendapatkan data kerugian, setelah itu dilanjutkan dengan rapat bersama DPRD Kendari. Semoga bisa segera ditindaklanjuti,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Parinringi.
Untuk membantu warga yang kehilangan tempat tinggal, Pemkot Kendari berencana menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT). Parinringi menyebut, pengelolaan anggaran ini akan diatur langsung oleh Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) sesuai regulasi yang berlaku.
Selain itu, pemerintah bersama Kementerian Sosial dan instansi terkait telah menyalurkan bantuan bagi korban terdampak, termasuk tenda pengungsian, dapur umum, logistik, serta makanan bayi.
“Alhamdulillah, bantuan seperti matras, beras, mi instan, telur, air minum, dan makanan bayi cukup untuk satu minggu ke depan. Jika stok habis, akan segera ditambah,” tambah Parinringi.
Sebelumnya, kebakaran terjadi pada Jumat (14/2/2025) sekitar pukul 18.00 Wita. Api dengan cepat melalap permukiman warga yang mayoritas dihuni oleh pekerja kebersihan. Tidak ada harta benda yang dapat diselamatkan dalam kejadian ini.
Sitti Asnah, salah satu warga terdampak, berharap pemerintah dapat membantu pembangunan rumah baru bagi mereka dan memberikan modal usaha agar bisa kembali bangkit.
“Kami hanya ingin dibuatkan rumah agar tidak lagi kedinginan tinggal di luar, serta modal usaha. Usaha pulsa saya juga ikut terbakar,” ungkapnya.
Warga lainnya, Irmayanti, menambahkan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah perlengkapan tidur seperti selimut dan bantal.
“Sekarang yang paling kami butuhkan adalah tempat tidur agar saat hujan, tubuh kami tidak kedinginan atau basah,” pungkasnya. (B-/ST)
Laporan: Bambang Sutrisno