SULTRATOP.COM, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi daerah dengan sumber daya dan cadangan logam nikel terbesar di Indonesia yang totalnya 81,75 juta ton dengan rincian sumber daya 61,3 juta ton dan cadangan 20,45 juta ton.
Saat ini Indonesia memiliki sumber daya logam nikel sebanyak 140,3 juta ton. Artinya sebanyak 58 persen ada di Sultra.
Kemudian daerah lain yang memiliki sumber daya dan cadangan logam nikel yakni Maluku Utara (Malut). Sumber daya 38,08 juta ton dan cadangan nikel 16 juta ton.
Posisi ketiga ada Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), sumber daya 32,29 juta ton dan cadangan 9,68 juta ton. Keempat ada Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), sumber daya 4,1 juta ton dan cadangan 2,12 juta ton. Kelima Provinsi Papua Barat, sumber daya 3,84 juta ton dan cadangan 880.599 ribu ton. Keenam dan ketujuh di Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) masing masing total sumber daya dan cadangannya 437 ribu ton dan 280 ribu ton.
Dikutip dari databoks.katadata.co.id, berdasarkan presentasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) hingga April 2024 sudah ada 330 Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel yang tersebar di Maluku, Malut, Papua Barat, Sulteng, Sulsel dan Sultra.
Selanjutnya dalam periode sama ada 54 smelter atau fasilitas pengolahan pemurnian nikel yang sudah beroperasi, 38 smelter masih dalam tahap konstruksi, 55 smelter dalam tahap perencanaan, dan 6 smelter berstatus ditutup (shutdown).
Smelter pemurnian nikel terbesar di Sultra ada di Kabupaten Konawe yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) yang sudah beroperasi, kemudian ada di Kabupaten Kolaka PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) namun masih dalam tahap pembangunan.
Sementara itu sejumlah kabupaten yang menjadi lokasi penambangan nikel terbesar ada di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Kolaka, Konawe dan Kolaka Utara (Kolut).
Sebagai informasi data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra mencatat ekspor Sultra didominasi oleh besi dan baja, pada Februari 2024 senilai 289,81 juta dolar US; selanjutnya kelompok komoditi ikan dan udang diurutan kedua dengan nilai 2,90 juta dollar US; dan kelompok daging dan ikan olahan diurutan ketiga dengan nilai U1,35 juta dollar US. Kemudian untuk komposisi Produk Domestik Regioal Bruto (PDRB) kegiatan pertambangan dan galian merupakan aktivitas yang menyokong perekonomian Sultra di bawah pertanian, kehutanan dan perkebunan.
Penulis: Ilham Surahmin