SULTRATOP.COM, KENDARI – Program Studi (Prodi) S-1 Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari menggelar kuliah tamu dengan tema “Implementasi Program Makanan Bergizi Gratis (MBG): Perspektif Global dan Lokal”. Kegiatan ini digelar pada Senin (19/5/2025) di Aula Lantai III universitas.
Ketua Prodi S-1 Kesmas Erwin Azizi Jayadipraja mengatakan, selain kuliah tamu, digelar juga sharing session di Ruang Prodi Kesmas. Untuk kuliah tamu pihaknya mengundang pemateri Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) dr. Veni Hadju sekaligus pemateri sharing session. Selain itu ada juga pemateri internal dosen Kesmas UMW Fitri Rachmillah Fadmi.
Ketua Panitia Fitri Yanti menjelaskan materi yang dibawakan implementasi program MBG dan evaluasi implementasi MBG dengan pemodelan GWMPR pada data Jumlah stunting, wasting, dan underweight.
Fitri menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman akademisi, mahasiswa, dan dosen mengenai berbagai model dan pendekatan program makanan bergizi gratis yang telah berhasil diterapkan di berbagai negara, serta relevansinya terhadap konteks Indonesia.
Mendorong pertukaran ilmu pengetahuan dan pengalaman antara pakar dan sivitas akademika dalam merancang program intervensi gizi berbasis bukti. Mengkaji tantangan dan peluang implementasi program makanan bergizi gratis di tingkat lokal, termasuk integrasi dengan kebijakan nasional dan potensi sumber daya lokal.
Serta memfasilitasi penguatan kapasitas kelembagaan perguruan tinggi dalam mendukung pengembangan program gizi berbasis riset dan pengabdian masyarakat secara kolaboratif dan berkelanjutan.
“Kegiatan ini diikuti oleh 225 peserta terdiri dari dosen dan mahasiswa,” kata Fitri melalui siaran persnya, Selasa (20/5/2025).
Kemudian latar belakang adanya kegiatan ini, kata Erwin yakni masalah gizi buruk dan kurang gizi pada anak masih menjadi tantangan serius di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kondisi tersebut tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif, kemampuan belajar, serta produktivitas jangka panjang.
Salah satu strategi yang telah terbukti efektif dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah penyediaan makanan bergizi gratis, terutama di lingkungan sekolah dan komunitas rentan.
Program makanan bergizi gratis telah diimplementasikan di berbagai negara dengan pendekatan dan keberhasilan yang beragam. Negara-negara seperti Jepang, India, dan Brasil memiliki model intervensi yang kuat dan berbasis kebijakan nasional, yang dapat menjadi rujukan penting bagi pengembangan program serupa di Indonesia.
Di sisi lain, pendekatan lokal yang mempertimbangkan kearifan budaya, sumber daya pangan setempat, serta partisipasi masyarakat juga merupakan faktor kunci keberhasilan program ini.
Melalui kegiatan Visiting Professor diharapkan terjadi pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan praktik baik dari perspektif global yang dapat diadaptasi secara kontekstual ke dalam strategi lokal. Selanjutnya, kegiatan ini akan menjadi wadah dialog ilmiah serta penguatan kapasitas mahasiswa, dan dosen lokal dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi program makanan bergizi gratis untuk meningkatkan status gizi anak secara berkelanjutan.
Selain itu Erwin juga menambahkan, kegiatan kuliah tamu ini bisa menambah wawasan mahasiswa maupun dosen terkait pelaksanaan MBG di beberapa negara yang lebih dulu berhasil. Berbagai metode yang telah diterapkan baik di negara maju maupun negara berkembang bisa dijadikan contoh dalam implementasinya di Indonesia.
“Ditambah lagi dengan adanya dukungan data lokal terkait pemetaan dan faktor risiko masalah gizi di Sulawesi Tenggara, bisa menjadi acuan bagi pemerintah kedepannya dalam menentukan prioritas dalam menangani masalah gizi dengan tepat,” ujarnya. (—)
Penulis: Ilham Surahmin