SULTRATOP.COM, KENDARI – Melayani nasabah inklusi memerlukan pendampingan yang terukur dan keberlanjutan. Pendampingan inilah yang diberikan oleh BTPN Syariah kepada masyarakat inklusi, bahkan sebelum mereka menjadi nasabah. Hal ini dilakukan karena BTPN Syariah bertekad mewujudkan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti.
BTPN Syariah melayani masyarakat inklusi melalui kumpulan yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Dalam kumpulan, masyarakat inklusi tidak hanya diberikan akses keuangan seperti pembiayaan dan menabung, melainkan juga akses pengetahuan melalui pendampingan sehingga masyarakat inklusi mendapat kesempatan untuk terus tumbuh dan memiliki kehidupan yang berarti.
Pimpinan Wilayah Sulawesi, Jawa Tengah, dan Jawa Timur BTPN Syariah, Ali Andi Leon Arkantoro, mengatakan, kumpulan menjadi wadah BTPN Syariah dalam memberdayakan dan mendampingi masyarakat inklusi, sehingga mampu membangun empat perilaku unggul, yakni berani berusaha, disiplin, kerja keras, dan saling bantu yang disingkat BDKS.
“Dengan kumpulan ini juga nasabah tak hanya mampu mengembangkan usahanya, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitar,” kata Leon di Kendari, Selasa (6/5/2025).
Salah satu cerita sukses pendampingan BTPN Syariah di Kendari datang dari Ibu Indah, nasabah sekaligus Ketua Sentra Bonggoeya BTN 11, di Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari.
Ia bercerita, dirinya menjadi nasabah BTPN Syariah sejak 2021. Ia mengetahui produk BTPN Syariah dari tetangga-tetangganya yang lebih dulu menjadi nasabah. Salah satu alasannya tertarik bergabung karena keunikan BTPN Syariah yang tak hanya memberikan akses pembiayaan, tetapi juga memberdayakan masyarakat inklusi melalui kumpulan.
“Saya mendapatkan manfaat dengan adanya kumpulan karena tidak merasa berjuang sendiri, tapi bersama-sama dan saling menginspirasi satu sama lain. Jadi, tidak hanya tahu cara mengelola keuangan agar dapat mengangsur tepat waktu, tapi juga mendapatkan ilmu-ilmu yang saya tidak pernah dapatkan sebelumnya dan itu sangat membantu saya untuk menjadi seperti sekarang ini,” tutur Ibu Indah.
Dengan pendampingan yang dilakukan oleh BTPN Syariah, ia bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarganya. Kini usaha laundry miliknya mulai berkembang, dari yang sebelumnya hanya melayani 5 kilogram per hari kini meningkat menjadi 15-20 kilogram.
Camat Wua-Wua, Kota Kendari, Alamsyah mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh BTPN Syariah. Ia mengakui bahwa pendampingan yang rutin dilakukan BTPN Syariah mampu mendorong perekonomian warga dan membantu nasabah yang kesemuanya ibu-ibu memperkuat ekonomi keluarga serta memiliki kehidupan yang lebih berarti.
“Kami menyambut baik BTPN Syariah, bank resmi serta diawasi oleh regulator tentu memiliki cara yang tepat. BTPN Syariah tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga mendampingi masyarakat inklusi dengan berbagai pelatihan seperti cara mengembangkan usaha, menjadi wirausaha, hingga mengelola keuangan. Dengan demikian, ibu-ibu nasabah lebih berdaya, salah satunya seperti ibu-ibu nasabah di Sentra Bonggoeya BTN 11 ini,” tutur Alamsyah.
Menurut Alamsyah, pendampingan BTPN Syariah sudah tepat karena pelayanan dilakukan secara langsung ke rumah masyarakat melalui kumpulan setiap dua minggu sekali, di mana kumpulan tersebut dapat saling memotivasi antara satu nasabah dengan nasabah lainnya untuk terus tumbuh.
“Ini membuat solidaritas antar masyarakat semakin terbangun. Mereka tidak hanya menjadi sadar terhadap pengelolaan keuangan tetapi juga membangun kekuatan di tengah masyarakat yang menjadi harapan dari semua aparat,” ujar Alamsyah.
Alamsyah pun mendukung upaya BTPN Syariah yang fokus membangun empat perilaku unggul nasabah, yakni BDKS, di mana ibu-ibu nasabah membutuhkan keberanian, disiplin, kerja keras, dan saling tolong menolong untuk terus tumbuh.
Dukungan serupa juga diungkapkan oleh Sekretaris Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Arwan Laura yang menilai bahwa pendampingan terhadap masyarakat inklusi memang dibutuhkan untuk membuat mereka menjadi lebih berdaya, sehingga berdampak terhadap perekonomian keluarga.
Ia setuju dengan pola pemberdayaan yang dilakukan BTPN Syariah terhadap segmen ultra mikro melalui kumpulan. Ia pun berterima kasih BTPN Syariah sudah memberikan pendampingan terhadap masyarakat inklusi, khususnya perempuan di Kecamatan Mandonga.
Arwan menilai, dengan pendampingan BTPN Syariah, masyarakat inklusi dapat mengembangkan usahanya. Dengan demikian, tak hanya berdampak terhadap diri sendiri dan keluarga, melainkan juga warga sekitar.
“Melalui pemberdayaan dari BTPN Syariah, masyarakat menjadi tahu cara menjadi wirausaha, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Arwan.
Maka dari itu, Arwan berkomitmen akan terus mendukung model bisnis BTPN Syariah di Sulawesi Tenggara. Ia juga berharap jumlah nasabah di Kecamatan Mandonga terus bertambah, sehingga akan ada lebih banyak lagi masyarakat inklusi yang mendapatkan pendampingan dari BTPN Syariah.
“Saya berharap lebih banyak lagi warga di Kecamatan Mandonga yang mendapatkan pelayanan dari BTPN Syariah, sehingga warga di sini tumbuh dan memiliki kehidupan yang lebih baik ke depannya,” jelas Arwan.
Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin mengatakan, BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi, memberikan akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat, serta juga akses pengetahuan dengan memberikan pemberdayaan yang berguna untuk mengembangkan usaha dan mencapai kehidupan yang lebih berarti.
Ia menjelaskan, dalam proses bisnis BTPN Syariah yang ditekankan adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, yaitu BDKS: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu atau Solidaritas. Di mana solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahapan yang baik untuk menghadapi apapun kondisi komunitas secara bersama-sama.
“Dan semangat tersebut tentunya akan semakin tajam dengan meningkatnya kehadiran nasabah di kumpulan. Dengan demikian, hadir di kumpulan adalah sebuah keharusan untuk mendapatkan semua akses yang diberikan oleh BTPN Syariah,” jelas Ain.
Ia menekankan, pihaknya fokus hanya kepada nasabah perempuan karena mereka yakin tonggak ekonomi keluarga itu memang dipegang perempuan. “Jika perempuan berdaya maka keluarga juga berdaya. Jika keluarga berdaya maka masyarakat sekitar juga berdaya,” ungkapnya.
Ain menambahkan, di Sultra sendiri pembiayaan yang dikucurkan per kuartal I 2025 sudah mencapai sekitar Rp69 miliar lebih kepada lebih dari 25 ribu nasabah yang merupakan masyarakat inklusi. Untuk Kota Kendari sudah melayani sekitar 3.500-an nasabah dengan nilai pembiayaan hampir Rp17 miliar. (—)
Penulis: Jumriati