SULTRATOP.COM, KENDARI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil meraih peringkat pertama nasional dalam program Championship Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) untuk kategori Rookie of The Year.
Capaian ini menjadi lompatan besar, mengingat pada tahun 2023 Sultra masih berada di posisi ke-34 dari 34 provinsi dalam program yang diluncurkan pada 2021 tersebut.
Kini, Sultra berhasil naik ke peringkat 16 dari 38 provinsi secara nasional. Kenaikan 18 peringkat ini menjadi salah satu yang tercepat di Indonesia dan mengantarkan Sultra meraih penghargaan bergengsi, mengungguli Maluku Utara (Malut) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari komitmen Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka (ASR), serta kerja kolaboratif seluruh pemangku kepentingan, mulai dari perangkat daerah, Bank Indonesia (BI) Sultra, Bank Sultra, pelaku usaha, hingga masyarakat yang secara konsisten mengarusutamakan pembayaran pajak dan retribusi melalui kanal non-tunai.
Gubernur ASR mengatakan, peringkat pertama kategori Rookie of The Year P2DD ini menjadi bukti bahwa Sultra bergerak cepat, berkolaborasi, dan berkomitmen memberikan pelayanan publik yang lebih transparan, efisien, dan akuntabel.
Menurutnya, prestasi tersebut merupakan hasil kerja bersama dan menjadi pijakan penting menuju transformasi digital yang lebih matang.
“Ini bukan akhir, tetapi awal dari lompatan besar Sultra menuju ekosistem digital pemerintahan yang lebih maju dan modern,” ungkap ASR dalam keterangan resminya.
Pada 2025, berbagai inovasi layanan digital yang mempermudah masyarakat dalam memenuhi kewajiban pajak memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan daerah.
Data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Sultra menunjukkan peningkatan tajam pada penerimaan pajak dan retribusi. PBBKB meningkat lebih dari Rp100 miliar, pajak air permukaan mencapai Rp8 miliar, tertinggi sejak 2019, dan retribusi pelabuhan naik Rp6 miliar seiring penerapan sistem pembayaran digital e-ticketing oleh Dinas Perhubungan.
Pencapaian tersebut membuktikan bahwa transformasi digital bukan hanya modernisasi layanan, tetapi juga penggerak peningkatan kinerja fiskal daerah.
Ke depan, Pemprov Sultra akan terus memperkuat pengembangan dan perluasan digitalisasi, meliputi perluasan QRIS daerah pada seluruh lini pembayaran, integrasi penuh layanan perpajakan dan retribusi melalui sistem Bapendata, peningkatan literasi digital masyarakat, serta penguatan ekosistem smart governance berbasis data real-time.
“Kami menargetkan Sultra menjadi salah satu provinsi dengan tingkat digitalisasi terbaik di Indonesia,” ujar ASR. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani















