SULTRATOP.COM, KENDARI — Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus melakukan upaya-upaya dalam menekan angka stunting di wilayahnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kendari, Jahudding mengatakan pihaknya mengukur angka stunting melalui Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang setiap tahun dilakukan serta elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat melalui pengukuran langsung di masyarakat sehingga memiliki data by name by address.
Ia menerangkan, data SSGI menunjukan angka stunting di Kota Kendari berada pada angka 20 persen lebih. Sementara data hasil pengukuran rutin yang dilakukan di lapangan dan diupload kembali pada sistem elektronik pencatatan pelaporan gizi, menunjukan angka 2 persen lebih rendah atau sekitar 18 persen lebih.
“Jadi, dari dua pengukuran ini yang dijadikan patokan, angkanya hanya berpisah sekitar 2 persen lebih sedikit,” ungkapnya saat ditemui di kantornya pada Selasa (5/8/2025).
Kata Jahudding, kedua data tersebut dijadikan sebagai patokan dalam mengambil langkah-langkah intervensi spesifik maupun sensitif dan melibatkan lintas sektor.
Salah satu intervensi spesifik yang dilakukan yaitu pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) non pendidikan yang menyasar ibu hamil, ibu menyusui, balita, keluarga yang berisiko stunting, remaja putri, dan anak-anak usia di bawah 5 tahun. Intervensi tersebut saat ini masih dalam tahap pendataan.
Kata Jahudding, kader-kader DPPKB Kendari juga terus melakukan edukasi secara terus-menerus kepada masyarakat terkait dengan pola hidup sehat, serta melakukan pendampingan terhadap sasaran yang memang dianggap berisiko stunting.
“Ini juga didukung oleh Ibu Wali Kota bersama Pak Wakil yang sangat memperhatikan bagaimana percepatan penurunan angka stunting di Kota Kendari saat ini,” ungkapnya.
Saat ini, terdapat 1.018 keluarga di Kota Kendari yang teridentifikasi memiliki risiko tinggi stunting. Identifikasi dilakukan berdasarkan enam indikator utama, termasuk akses terhadap air bersih, sanitasi layak, dan kondisi kehamilan berisiko seperti 4 terlalu (terlalu muda/tua, terlalu sering, dan terlalu banyak anak).
Dalam menekan angka stunting, Pemkot Kendari tidak hanya menyasar angka atau presentase stunting. Akan tetapi yang lebih utama agar menyentuh akar persoalan gizi, memberikan edukasi hingga sanitasi keluarga. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani