7 July 2025
Indeks

Misteri Kolam Ikan Purba di Wasuemba Buton, Warga Tak Berani Tangkap

  • Bagikan
Kolam Ikan Purba di Wasuemba Buton ok
Kolam Ikan Purba di Wasuemba Buton (Sumber: IG @wasuemba_desanto)

SULTRATOP.COM, BUTON — Di Desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, terdapat sebuah kolam berisi ikan yang dikeramatkan. Bukan sembarang kolam, airnya jernih, dan di dalamnya hidup ikan yang diklaim warga sebagai ikan purba.

Tak seorang pun tahu pasti sejak kapan ikan-ikan itu mendiami kolam. Konon, mereka telah ada jauh di masa lampau, karena itulah, warga menyebutnya ikan purba.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Hingga kini belum ada yang bisa memastikan jenis ikan itu. Beberapa mengatakan bentuknya sekilas mirip kakap, namun tak ada yang benar-benar tahu pasti karena tidak ada yang berani menangkap ikan ini.

Kolam ini bukan hanya menjadi objek wisata yang memikat, tetapi juga dikenal karena kisah-kisah mistis yang menyelimutinya. Banyak yang penasaran ingin memancing di sana, tetapi tak berani mencoba setelah tahu risikonya. Masyarakat percaya, ikan-ikan tersebut memiliki kekuatan gaib untuk melindungi diri mereka sendiri.

Bagi penduduk sekitar, kolam ini lebih dari sekadar tempat untuk melihat ikan. Ini adalah tempat sakral yang dijaga dan dihormati oleh banyak orang. Mereka menyebut sakral karena tahu akibatnya jika berniat jahat terhadap ikan-ikan itu.

Misteri Kolam Ikan Purba di Wasuemba Buton, Warga Tak Berani Tangkap

Menurut kepercayaan yang diwariskan turun-temurun, siapapun yang mencoba menangkap ikan-ikan tersebut bisa mendapat kesialan.

“Kami tidak menjaga ikan-ikan itu, mereka menjaga diri mereka sendiri,” ujar La Rianta, seorang pemandu wisata setempat kepada Sultratop.com.

Ada pula kepercayaan yang berkembang di kalangan warga bahwa ikan-ikan purba ini berasal dari laut saat air pasang, namun terjebak dan tidak bisa keluar kembali. Meski demikian, setelah puluhan tahun berinteraksi dengan ikan-ikan tersebut, La Rianta dan warga Wasuemba mengaku belum pernah menemukan ikan serupa di laut.

Menurut La Rianta, beberapa penelitian, termasuk dari dinas perikanan menyebut bahwa jenis ikan tersebut biasanya hidup di kawasan mangrove.

Kolam ini terbentuk dari bebatuan alami, dengan air yang mengalir sangat jernih. Lokasinya berada di tepi pantai, hanya sekitar 10 meter dari garis laut, dengan ukuran kurang lebih 40 x 40 meter. Airnya payau—perpaduan antara air laut dan air tawar.

Dahulu, hanya ikan-ikan purba yang hidup di sana. Namun seiring waktu, jenis ikan lain mulai bermunculan, seperti ikan baronang, bahkan ikan buntal.

Kisah Warga Kena Tulah Setelah Ganggu Ikan

Misteri Kolam Ikan Purba di Wasuemba Buton, Warga Tak Berani Tangkap

Bagi masyarakat Desa Wasuemba, kolam ikan purba bukan sekadar tempat di mana ikan hidup dan dipelihara. Kolam ini memiliki nilai spiritual yang mendalam, dianggap sakral, dan dijaga dengan penuh penghormatan.

Warga sangat menjaga kelestariannya. Tidak sembarang orang diperbolehkan memancing atau menangkap ikan di sana. Bahkan, mereka percaya bahwa ikan-ikan tersebut mampu menjaga diri mereka sendiri tanpa bantuan manusia.

Salah satu cerita yang beredar menyebutkan tentang seorang warga yang pernah memancing di kolam tersebut. Ketika umpannya dimakan dan kail ditarik, ikan itu terlepas begitu saja. Warga itu pun pulang, namun setibanya di rumah, bibirnya mendadak miring, seperti terkena stroke.

Ketika ditanya oleh warga lain, ia mengaku baru saja memancing di kolam ikan purba. Para tetua desa menyarankan agar ia kembali ke kolam dan meminta maaf. Setelah melakukannya, kondisinya kembali normal.

Cerita lain datang dari seorang ayah dan anaknya yang memberi makan ikan-ikan di kolam. Sang ayah memberi makan ikan purba, sementara si anak memberi makan ikan buntal. Tiba-tiba, ikan buntal itu mengusik si anak, membuat sang ayah refleks memukul ikan tersebut.

Setelah mereka pulang ke rumah, wajah sang ayah berubah merah dan membengkak tanpa sebab yang jelas. Ia kembali dan meminta maaf kepada ikan di kolam. Setelah melakukannya, pembengkakan itu pun hilang.

Peristiwa-peristiwa seperti ini memperkuat keyakinan warga bahwa ikan-ikan di kolam itu memiliki kekuatan spiritual yang tidak boleh diremehkan dan harus dihormati dengan sepenuh hati.

“Dan itu bukan cerita karangan, tapi benar-benar terjadi. Ikan-ikan di kolam ini tidak bisa sembarangan bisa diambil. Ada risikonya,” ungkap La Rianta.

Dikembangkan Jadi Destinasi Wisata Unggulan

Misteri Kolam Ikan Purba di Wasuemba Buton, Warga Tak Berani Tangkap
Kolam ikan purba di Desa Wasuemba tampak dari atas. Jembatan dan gazebo telah dibangun di atas kolam. (Sumber: IG @wasuemba_desanto)

Objek wisata ikan purba di Desa Wasuemba dapat diakses dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Jaraknya sekitar 25 km dari ibu kota Kabupaten Buton, yakni Pasarwajo.

Beberapa ikan purba di kolam ini memiliki ukuran yang cukup besar. Ada yang panjangnya mencapai satu meter, dengan diameter lingkar perut sekitar 30 sentimeter. Uniknya, saat air laut surut, ikan-ikan tersebut menghilang dari pandangan, namun akan muncul kembali ketika air pasang, menambah kesan mistis tempat ini.

Warga percaya bahwa jika niat seseorang baik, ikan-ikan itu akan mendekat dengan sendirinya. Sebaliknya, jika ada niat buruk, ikan-ikan itu akan menjauh atau bersembunyi.

Kini, di atas kolam telah dibangun jembatan lingkar yang memudahkan pengunjung memberi makan ikan dari atas. Biasanya, pengunjung melempar potongan ikan mentah atau ikan kecil.

Ada juga yang mencoba memberi roti, tapi uniknya, ikan-ikan purba itu hanya mau makan potongan ikan segar dan menolak makanan ikan kemasan dari toko.

Kepala Desa Wasuemba, La Tuni, menjelaskan bahwa kolam ini mulai dikembangkan sebagai objek wisata unggulan sejak tahun 2019. Pembangunan jembatan dan gazebo dilakukan menggunakan dana desa.

“Awalnya kami kira kolamnya kecil, mungkin hanya sekitar 10 x 10 meter. Tapi setelah dibersihkan, ternyata luasnya mencapai 40 x 40 meter, dan sudah banyak ikan hidup di dalamnya,” kata La Tuni.

Ia menambahkan, awalnya ikan-ikan di sana masih kecil. Namun kini, kolam tersebut telah menjadi semacam akuarium alami yang luas dan unik. Apalagi di dalamnya juga terdapat penyu yang mampu menarik perhatian.

Sejak itu, semakin banyak pengunjung datang untuk menikmati keindahan alam dan keunikan ikan-ikan purba di sana, termasuk wisatawan mancanegara.

Selain objek wisata ikan purba, Wasuemba sebagai desa wisata juga memiliki berbagai tradisi unik yang masih dilestarikan hingga kini, salah satunya tradisi tombak ikan di pantai. Tradisi ini merupakan bagian dari rutinitas masyarakat setempat yang mayoritas sebagai nelayan.

Keberadaan tradisi ini tidak lepas dari kondisi pesisir Desa Wasuemba yang masih sangat terjaga kelestariannya. Kawasan laut di sekitar desa menjadi habitat yang subur bagi berbagai jenis ikan untuk berkembang biak secara alami.

Hal tersebut dimungkinkan karena masyarakat Wasuemba masih memegang teguh hukum adat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan perairan mereka. Mereka hidup berdampingan dengan alam, tidak hanya memanfaatkannya, tetapi juga merawat dan menghormatinya sebagai bagian dari kehidupan yang tidak terpisahkan.

Dengan perpaduan antara keindahan alam, keunikan hayati, tradisi sakral, serta kearifan lokal yang kuat, Desa Wasuemba bukan hanya destinasi wisata tapi merupakan cermin harmoni antara manusia dan alam yang layak dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. (Ad/ST)

Laporan: Tim Redaksi

Follow WhatsApp Channel Sultratop untuk update berita terbaru setiap hari

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan