SULTRATOP.COM, KENDARI – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong budidaya perkembangan lobster yang memiliki potensi besar di wilayah tersebut.
Besarnya potensi perkembangan lobster itu terlihat dari data yang dimiliki DKP Sultra pada 2023 yang mencatat hasil budidaya lobster di 10 daerah sebesar 137,74 ton.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya dan P2HP DKP Sultra, Marjumagus, mengatakan, wilayah Sultra telah sering dikunjungi oleh pemerintah pusat untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi baik penangkapan maupun budidaya lobster.
“Untuk budidayanya sekarang memang kita belum mendapatkan program prioritas. Kita masih di skala individual, belum kelompok, masih menangkap dan langsung dibesarkan dalam karamba,” ungkapnya saat ditemui di kantornya pada Senin (2/12/2024).
Kendati demikian, Marjumagus menyebut pemerintah pusat telah melirik potensi besar itu di wilayah Sultra dan tengah dalam proses identifikasi. Kata dia, pada 2025, Sultra masuk salah satu kawasan pengembangan lobster di Indonesia.
DKP Sultra juga telah mengirimkan permintaan pusat terkait data-data pengembangan lobster di Sultra. Hasil pengembangan budidaya lobster di Sultra juga telah dijual antarpulau di luar Sulawesi.
Marjumagus menyebut, jenis lobster yang banyak di Sultra di antaranya lobster mutiara dan lobster bambu. Bibit kedua jenis lobster tersebut banyak terdapat di laut Sultra dan ditangkap secara alami oleh para nelayan.
“Kita juga di sini banyak benih-benih lobster, tapi jujur saja belum ada yang bisa mengembangkan itu. Artinya, saat dikarambakan angka kematian atau mortalitasnya masih sangat tinggi,” tambahnya.
Kendati demikian, DKP mengakui ada beberapa nelayan yang sudah mulai memahami proses pemberdayaan lobster dengan angka kematian atau mortalitas di angka 40 persen.
Adapun hasil produksi perikanan jenis lobster di 10 daerah di Sultra yang berdasarkan data DKP Sultra 2023 yaitu Kota Baubau 2,79 ton, Buton 0,85 ton, Buton Tengah 1,66 ton, Buton Utara 1,73 ton, Konawe 89,74 ton, Konawe Kepulauan 1,01 ton, Konawe Selatan 1,34 ton, Muna 1,26 ton, Muna Barat 31,01 ton, dan Wakatobi 6,35 ton. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani