SULTRATOP.COM, KONUT – Menyusuri perairan biru yang jernih di sekitar Pulau Labengki, yang terletak di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, siapa sangka bahwa di bawahnya tersembunyi sebuah keajaiban alam yang mampu memikat hati setiap orang yang berkesempatan untuk melihatnya.
Di antara gemerlapnya terumbu karang dan keindahan alam bawah laut, terdapat fenomena langka yang dikenal sebagai Blue Hole Labengki, sebuah lubang biru yang menjadi saksi bisu dari rahasia laut yang dalam.
Seperti namanya, blue hole adalah gua laut atau lubang besar yang memiliki warna biru yang memukau, terbentuk dari batuan dasar karbonat seperti batu kapur dan terumbu karang yang menambah pesonanya.
Keunikan Blue Hole Labengki terletak pada kedalamannya yang mencapai 230 meter dan diameternya sekitar 90 meter, menjadikannya salah satu blue hole paling menarik di dunia. Dindingnya yang curam dan kedalamannya yang luar biasa memberi kesan bahwa kita sedang melihat dunia yang berbeda—sebuah dunia yang tersembunyi jauh di bawah permukaan laut.
Blue hole sendiri merupakan fenomena alam yang menarik perhatian dunia. Fenomena serupa dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, yang masing-masing menyimpan cerita dan keindahannya tersendiri.
Salah satu yang paling terkenal adalah The Great Blue Hole yang terletak sekitar 70 kilometer dari pesisir Belize, Amerika Tengah. Dengan diameter lebih dari 300 meter dan kedalaman mencapai 125 meter, The Great Blue Hole menjadi salah satu destinasi utama bagi para penyelam di dunia.
Namun, meskipun Blue Hole menawarkan keindahan yang luar biasa, tidak semua blue hole bisa dikunjungi dengan mudah. Salah satunya adalah Dahab Blue Hole yang terletak di Semenanjung Sinai, Mesir. Blue hole ini dikenal sebagai salah satu tempat penyelaman paling berbahaya di dunia. Meskipun begitu, ia tetap menjadi daya tarik bagi para penyelam yang mencari tantangan ekstrem.
Namun, jika Anda ingin merasakan sensasi menyelam di sebuah blue hole yang memukau tanpa harus jauh-jauh pergi ke luar negeri, Blue Hole Labengki adalah pilihan yang sempurna. Terletak di tengah laut yang kaya akan keanekaragaman hayati, Blue Hole Labengki memiliki pesona yang serupa dengan blue hole lainnya, tetapi dengan keunikan tersendiri yang menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi oleh para penyelam berpengalaman.
Blue Hole Labengki tidak hanya menawarkan kedalaman laut yang menakjubkan dan formasi terumbu karang yang masih alami, tetapi juga biota laut yang sangat kaya dan beragam. Berbagai jenis ikan tropis, penyu laut, hingga makhluk laut langka bisa ditemukan di sekitar area ini. Keberagaman hayati yang ada di sana menambah daya tarik Blue Hole Labengki sebagai salah satu tempat penyelaman terbaik di dunia.
Keindahan alam bawah laut ini tak hanya tercipta secara kebetulan. Blue Hole Labengki juga dihiasi dengan mitos dan legenda yang hidup di kalangan masyarakat sekitar, menjadikan tempat ini lebih dari sekadar destinasi wisata, tetapi juga bagian dari warisan budaya.
Meski begitu, seperti halnya blue hole lainnya, Blue Hole Labengki bukan tempat yang bisa dijelajahi sembarangan. Keindahan dan kedalamannya yang luar biasa juga menyimpan bahaya yang mengintai. Hanya penyelam profesional yang memiliki pengalaman dan keterampilan yang memadai yang dapat menjelajahi Blue Hole Labengki dengan aman. Para penyelam harus menghadapi tantangan seperti arus yang kuat dan kedalaman ekstrem yang membutuhkan persiapan matang dan peralatan yang tepat.
Fenomena Blue Hole Labengki juga digadang-gadang masuk dalam urutan ketiga terdalam di dunia, setelah Dragon’s Blue Hole di Cina yang memiliki kedalaman 300 meter dan Taam Ja’ Blue Hole di Meksiko dengan kedalaman 270 meter. Kedalaman yang luar biasa ini menjadikannya salah satu spot diving paling menantang di dunia. Para penyelam yang berani menjelajahinya akan disuguhi pemandangan bawah laut yang menakjubkan, namun di balik keindahan tersebut, mereka juga harus selalu waspada akan bahaya yang mungkin muncul sewaktu-waktu.
Melihat Blue Hole Labengki bukan hanya tentang menikmati keindahan alam semata. Ini adalah tentang merasakan kekuatan alam yang luar biasa, tentang menyelami kedalaman misteri laut yang belum sepenuhnya terungkap.
Bagi mereka yang cukup berani dan siap menghadapi tantangan, Blue Hole Labengki menawarkan sebuah petualangan yang tidak hanya ekstrem, tetapi juga sarat dengan makna dan legenda yang terus hidup di dalamnya. Seperti sebuah rahasia alam yang dijaga ketat, keajaiban ini terus memikat dan menyimpan misterinya, menunggu orang-orang yang siap untuk mengeksplorasinya lebih jauh.
Eksplorasi Awal Berkat Konservasi Kima
Habib, salah satu penggiat wisata Labengki, mengungkapkan, Blue Hole Labengki ditemukan secara tak sengaja pada 2011 saat dirinya dan rekan-rekannya menyelam di Perairan Labengki untuk survei kima. Habib sendiri tergabung dalam Tim Konservasi Kima Taman Laut Tolitoli.
Saat menyelam mencari kima, mereka melihat tebing vertikal berbentuk agak bundar. Namun karena waktu itu teknologi drone belum begitu canggih, sehingga mereka tak yakin bahwa itu adalah blue hole. Nanti sekitar 2013-2014 baru mereka yakin bahwa itu memang blue hole.
Blue hole ini terletak di perairan perbatasan antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, tepatnya di antara Pulau Labengki dan Pulau Tiga. Namun, secara administratif masuk ke wilayah Sultra.
“Sampai saat ini kami baru bisa mengeksplorasi hingga kedalaman 40 meter saja,” kata Habib, 8 November 2024.
Informasi penemuan gua laut ini pun sampai ke telinga para pencinta blue hole asal Prancis. Mereka kemudian mengeksplorasinya pada 2013 dan hanya sampai kedalaman 160 meter saja. Hasilnya blue hole ini umumnya dihuni oleh biota laut jenis ikan, terutama ikan kedalaman yang memiliki senter di tubuhnya.
Menurut Habib, untuk wisata diving ekstrem, Blue Hole Labengki memang menarik. Terumbu karangnya masih perawan dan belum banyak terjamah tangan manusia. Pun karang-karangnya kebanyakan jenis soft coral atau karang lembut yang sangat cantik dengan banyak ikan hias di dalamnya.
Blue Hole Labengki, seperti blue hole lainnya di dunia hanya untuk penyelam profesional yang memiliki sertifikat dive rescue tingkat 3. Sebab, tekanan di Blue Hole Labengki ini berbeda dengan lokasi diving lainnya sehingga sangat rawan bagi para penyelam pemula.
Namun, bukan berarti para penyelam pemula tidak bisa menyelam di lokasi ini. Kata Habib, untuk kelas pemula atau open water diver boleh saja, tetapi hanya di mulut luar blue hole saja. “Untuk masuk ke dalam kami tidak izinkan karena sangat berbahaya,” ujarnya.
Sebelum ditemukan, oleh masyarakat Bajo yang mendiami Pulau Labengki Kecil, blue hole ini ternyata dianggap tempat keramat. Mereka menyebutnya sumur dan percaya di dalamnya ada gurita raksasa.
“Mereka takut mencari ikan ke sana (blue hole) karena katanya ada penjaganya. Waktu kami turun menyelam di situ dimarahi, katanya mau cari mati,” cerita Habib.
Menurut Habib, di balik keindahannya, Blue Hole Labengki sebenarnya masih menyimpan banyak misteri. Lubang-lubang biru itu bisa menjadi satu daya tarik bagi para peneliti maupun pencinta wisata penyelaman ekstrem untuk melakukan dokumentasi dan pendataan yang lebih konkret dan terstruktur lagi.
Akses ke Pulau Labengki
Akses ke Pulau Labengki hanya dapat diakses lewat jalur laut. Namun, ada banyak titik start yang bisa dipilih wisatawan. Semakin dekat titik startnya maka biaya sewa kapal juga lebih murah.
Ada dua pilihan kapal yang bisa digunakan, yaitu speadboat dan kapal kayu. Memilih speedboat tentu harus merogoh kocek lebih dalam ketimbang menggunakan kapal kayu.
Rata-rata kapal yang mengangkut wisatawan adalah milik warga lokal Labengki. Jika ingin ke Labengki, wisatawan tinggal menghubungi warga setempat dan meminta dijemput di titik start yang diinginkan.
Pertama wisatawan bisa memilih titik start dari dermaga Kota Kendari yang berada di kawasan kota lama. Dari sini dibutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk sampai ke Labengki, tergantung kecepatan kapal yang dipilih. Tentu biaya yang dipatok juga lebih besar.
Kedua, titik start yang biasa dipilih wisatawan adalah di Desa Nii Tanasa, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe. Dari sini dibutuhkan waktu sekitar dua jam lebih untuk sampai ke Labengki.
Ketiga lewat penyeberangan Tinobu di Kabupaten Konawe Utara. Titik ini merupakan yang terdekat dibanding dua titik start lainnya.
Dari Kota Kendari menuju dermaga penyeberangan Tinobu bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan estimasi perjalanan sekitar dua jam.
Sesampainya di dermaga, wisatawan dapat menumpangi kapal milik warga Desa Labengki dengan waktu tempuh 1 jam perjalanan saja.
Untuk tarif kapal menuju Pulau Labengki berkisar Rp3 juta sampai Rp13 juta, tergantung muatan kapal, jumlah hari, dan jenis kapal. Semakin dekat titik startnya maka biaya kapal juga semakin murah.
Di Pulau Labengki juga tersedia homestay dengan biaya sewa kamar yang terbilang relatif murah, mulai dari harga Rp250.000 hingga Rp500.000 per malamnya.
Tak ada ruginya jika ingin berlibur di Pulau Labengki. Tak hanya menawarkan keseruan diving dan snorkeling, di pulau ini juga terdapat ragam destinasi wisata yang bisa dikunjungi.
Ada Blue Lagoon, view mini Raja Ampat, Pantai Pasir Panjang, Teluk Cinta, Pantai Pasir Merah, Kampung Bajo, Gua Tobelo, Laguna, Menara Mercusuar, dan Gua Kolam Renang. (—)
Reporter: Tim Redaksi
Editor: Jumriati