SULTRATOP.COM – Sejak dilantik dan kembali dari agenda retreat, Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka (ASR) dinilai mulai menunjukkan langkah progresif dalam menjalankan roda pemerintahan. Respons cepat dalam menghadapi masa mudik Lebaran serta memastikan ketersediaan bahan pokok selama Ramadan disebut sebagai bukti awal keseriusan ASR dalam melayani masyarakat.
Namun, menurut tokoh Golkar Sultra Abdul Rahman Farisi (ARF), Gubernur ASR belum mengoptimalkan seluruh “mesin” yang dimiliki sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.
“Pak Gub sudah nyalakan mesin, tapi belum tekan penuh pedal gas dari Jakarta. Padahal, mesin pusat itu bisa jadi daya dorong luar biasa bagi Sultra,” ujar ARF.
Sultra, kata dia, memiliki tantangan serius di sektor infrastruktur transportasi dan telekomunikasi yang memerlukan intervensi langsung dari pemerintah pusat. Di sisi lain, potensi sumber daya alam seperti nikel dan emas belum sepenuhnya dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Hilirisasi sektor pertambangan memang sudah berjalan, tapi perlu lebih diarahkan agar pelaku ekonomi lokal ikut terlibat. Jangan hanya jadi penonton di kampung sendiri,” tegas ARF.
Ia juga menyinggung perlunya sinergi dan kerja sama antarpemangku kepentingan, terutama antara Pemprov Sultra dan pemerintah pusat. Terbitnya Undang-Undang Minerba yang baru, menurutnya, bisa menjadi peluang sekaligus tantangan.
“Pemerintah provinsi harus cermat membaca arah kebijakan nasional dan memanfaatkannya untuk kemajuan daerah. Koordinasi dengan para bupati dan wali kota juga penting agar Sultra punya satu visi yang solid ke Jakarta,” imbuhnya.
ARF berharap dalam waktu dekat Gubernur ASR mulai mengaktifkan “gas kedua” berupa penguatan kolaborasi lintas level pemerintahan, khususnya dalam memperjuangkan proyek strategis dan percepatan pembangunan Sultra.
“Kita tunggu langkah konkret berikutnya. Rakyat berharap lebih dari sekadar simbol, tapi eksekusi nyata di lapangan,” tutupnya. (===)