SULTRATOP.COM, KENDARI β Jembatan Teluk Kendari, salah satu ikon kebanggaan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini dihadapkan pada ancaman serius. Serangkaian kasus melompat dari atas jembatan memicu desakan kuat agar pihak berwenang segera bertindak
Menanggapi fenomena ini, Pemerintah Kota Kendari bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) secara sigap mengambil tindakan darurat dengan akan memulai patroli rutin di jembatan tersebut.
Menjawab kegelisahan masyarakat, Wali Kota Kendari Siska Karina Imran menghadiri Sosialisasi Keselamatan dan Keamanan Jembatan Teluk Kendari yang digagas oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Sabtu (31/5/2025).
Sosialisasi yang juga dihadiri Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ridwan Bae ini menjadi wadah untuk merumuskan strategi penanganan yang komprehensif.
Dalam pemaparannya, BPJN Sulawesi Tenggara memaparkan rencana strategis untuk mengoptimalkan fungsi jembatan, terutama dari aspek keamanan dan keselamatan.
“Jembatan ini seharusnya kita gunakan sebagai tempat wisata, juga sebagai penghubung yang mempercepat laju ekonomi daerah. Tapi nyatanya, sudah banyak korban yang jatuh di tempat ini,” ungkap Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran.
Siska menekankan bahwa permasalahan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat. Ia secara khusus mengimbau para orang tua untuk lebih ketat mengawasi anak-anak mereka.
“Mari kita bersama-sama mengawasi anak-anak kita. Ini merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah, tetapi juga orang tua,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, kata dia, Pemerintah Kota Kendari akan segera mengimplementasikan patroli rutin bersama forkopimda mulai Senin, 2 Juni 2025.
Patroli ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengamanan Jembatan Teluk Kendari.
Tak hanya itu, Wali Kota juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan BPJN untuk pemasangan lampu penerangan jalan di sepanjang jembatan, serta pemasangan CCTV, yang diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan visibilitas di malam hari.
βLangkah-langkah ini diharapkan dapat meredam gelombang kasus lompat dari atas Jembatan Teluk Kendari dan mengembalikan fungsi jembatan sebagai ikon positif yang bermanfaat bagi masyarakat,β tutupnya.
Berdasarkan catatan redaksi sultratop.com, kasus warga melompat dari atas Jembatan Teluk Kendari setinggi 20 meter itu setidaknya sudah terjadi 3 kali.
Kasus pertama terjadi pada Kamis, 27 Maret 2025. Kasus kedua terjadi pada Minggu, 27 April 2025. Sedangkan yang terakhir terjadi baru-baru ini, Senin, 26 Mei 2025.
Dari ketiga kasus itu, hanya yang pertama korban dapat diselamatkan, sedangkan kasus kedua dan ketiga, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Rata-rata penyebab mereka melompat dari jembatan diduga karena depresi. (B/ST)
Laporan: M8