27 May 2025
Indeks

Kisah Dermawan Polisi di Muna Sisihkan Gaji Bangun 4 Titik Sumur Bor untuk Masjid

  • Bagikan
Kisah Dermawan Polisi di Muna Sisihkan Gaji Bangun 4 Titik Sumur Bor untuk Masjid
Kolase gambar tentang Polisi di Muna yang menyisihkan gaji untuk bangun 4 titik sumur bor di area masjid.

SULTRATOP.COM, MUNA – Musim kemarau kadang jadi ujian bagi para jamaah Masjid Nurul Iman di Kelurahan Lawama, Kecamatan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna. Air di sumur manual kerap kering bila terjadi kemarau ekstrem, dan para warga harus berjalan jauh hanya untuk mengambil air wudu.

Namun, segalanya berubah sejak seorang polisi datang diam-diam, bukan untuk menegakkan hukum, melainkan menawarkan bantuan: menggali sumur bor dari gajinya sendiri.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Namanya Aiptu Ahmad Syamsul. Ia datang saat Ramadan 2025, membawa harapan dalam bentuk air bersih. Tak sekadar menyumbang, ia pun ikut mengawasi langsung proses penggalian dari awal hingga tandon air berdiri tegak di sisi masjid.

“Sejak awal sampai selesai, beliau selalu datang. Waktu pemasangan pipa, pengecoran, bahkan tower dan pemasangan tandon, dia juga ikut membantu di lokasi,” tutur Imam Masjid Nurul Iman di Kelurahan Lawama, Abu Bakar, pada akhir Mei 2025.

Kisah Dermawan Polisi di Muna Sisihkan Gaji Bangun 4 Titik Sumur Bor untuk Masjid
Penggalian sumur bor di Masjid Nurul Iman di Kelurahan Lawama, Kecamatan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna pada Maret-April 2025.

Sekarang, air dari sumur bor itu bisa dialirkan ke tandon berukuran 1.200 liter untuk memenuhi kebutuhan air di masjid, terutama untuk wudu dan toilet. Karena masjid berada tepat di pinggir jalan poros Raha–Wamengkoli, air dari tandon juga sering dimanfaatkan oleh musafir yang singgah sebentar untuk salat atau beristirahat.

Tak hanya untuk masjid, terdapat satu saluran pipa menuju keluar pagar, agar bisa dipakai warga sekitar bila sumur mereka kering saat kemarau. Jika butuh, warga tinggal minta izin pengurus masjid untuk menyambung pipa sementara ke rumah mereka.

“Kalau sudah kemarau, biasanya kami kewalahan. Ada warga sampai beli air. Sekarang alhamdulillah sudah terbantu,” ujar Abu Bakar.

Air dari sumur bor itu jernih dan cukup melimpah. Kedalamannya sekitar 51 meter. Menurut Abu Bakar, di Lawama belum banyak sumur bor. Jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Karena itu, sumur dari bantuan Syamsul ini sangat berarti.

Inisiatif Sang Polisi Menghadirkan Air Bersih

Cerita tentang seorang polisi yang menggali sumur bor dengan uang pribadi di beberapa masjid beredar dari mulut ke mulut. Nama “Pak Syamsul” disebut bukan karena pangkatnya, tapi karena kepeduliannya.

Wartawan Sultratop.com kemudian menelusuri informasi tersebut lebih lanjut. Di sana, wartawan bertemu Armin, warga yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Matano Oe, salah satu desa di Tongkuno.

Armin tidak ragu menyebut nama Aiptu Ahmad Syamsul sebagai sosok yang dimaksud. Menurutnya, banyak warga, khususnya jamaah masjid, sudah merasakan langsung manfaat dari sumur bor yang dibangun oleh Syamsul.

“Pertama kali itu saya dengar beliau gali sumur di Dusun Labora, Desa Oempu, Kecamatan Tongkuno. Dulu di sana kering sekali, daerahnya batu-batu. Tapi beliau nekat bor sampai 143 meter, dan Alhamdulillah keluar air bersih,” ujar Armin sambil menunjuk arah kampung yang dimaksud.

Armin mengaku mulai mengikuti kiprah polisi itu sejak tahun 2019. Bukan hanya satu titik, setidaknya empat lokasi sumur bor di sekitar Kecamatan Tongkuno dan Tongkuno Selatan telah dibangun oleh Syamsul. Semua dibiayai dari kantong pribadi.

“Tidak ada program bantuan atau sponsor. Murni dari gaji beliau. Kami, masyarakat, hanya bisa mendoakan agar beliau selalu sehat dan bisa jadi contoh bagi yang lain,” tambahnya.

Berbekal petunjuk dari warga, wartawan Sultratop.com akhirnya menemui Aiptu Ahmad Syamsul di kediamannya di Desa Lahontohe, Kecamatan Tongkuno pada Minggu (25/5/2025) malam. Polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) yang kini menjabat Kanit Samapta Polsek Tongkuno ini menyambut dengan santai dan sederhana.

Ditemui di sela waktu istirahatnya usai pulang dari tugas, Syamsul tak banyak bicara soal jasanya. Ia justru tampak enggan dikaitkan dengan pujian atau publikasi.

“Ini murni karena saya tergerak hati saja. Kalau saya bisa bantu masyarakat untuk dapat air bersih, ya kenapa tidak?,” ucapnya pelan.

Ia lalu mulai bercerita, mengingat kembali awal mula perjuangannya menghadirkan air bersih bagi warga di pelosok. Tahun 2019 menjadi titik awalnya, saat ia memutuskan membangun sumur bor pertama di Dusun Labora, sebuah dusun kecil yang terletak di Desa Oempu, Kecamatan Tongkuno. Bukan keputusan yang mudah, sebab wilayah itu dikenal memiliki struktur tanah yang keras dan berbatu.

Pekerjaan pengeboran pun dimulai, namun tak berjalan mulus. Hari-hari dilalui dengan penuh kesabaran dan kerja keras. Tanah berbatu seakan menjadi tembok yang menghadang setiap upaya mereka. Alat bor sering macet, tenaga kerja pun harus bergantian menembus lapisan batu yang seolah tak habis-habis. Pengeboran yang semula diperkirakan hanya memakan waktu beberapa minggu, akhirnya harus berlangsung selama enam bulan penuh.

Namun perjuangan panjang itu membuahkan hasil. Di kedalaman 143 meter, akhirnya air menyembur keluar dari perut bumi. Bagi warga Dusun Labora, itu bukan sekadar air, melainkan kehidupan baru.

Antusiasme warga terdokumentasi dalam sebuah gambar yang turut menghiasi berita ini. Dalam gambar itu, tampak begitu banyak jeriken memenuhi area pengisian air. Warga datang berbondong-bondong, mereka menanti giliran dengan sabar, lalu mengisi wadah masing-masing dengan air.

Kisah Dermawan Polisi di Muna Sisihkan Gaji Bangun 4 Titik Sumur Bor untuk Masjid
Warga datang membawa banyak wadah jeriken untuk diisi air di lokasi sumur bor Dusun Labora. Sumur bor dengan kedalaman 143 meter itu hadir memenuhi kebutuhan air bersih warga berkat seorang polisi Aiptu Ahmad Syamsul.

Hingga kini, sumur bor itu masih menjadi sumber utama air bersih bagi warga, digunakan untuk konsumsi sehari-hari, memasak, mencuci, hingga keperluan ibadah seperti wudu. Sebuah warisan kecil yang mengubah kehidupan banyak orang.

“Tahun 2021 saya coba bor lagi di Masjid Almunajat, Desa Wuna (Kecamatan Tongkuno). Tapi gagal karena faktor alam. Sudah 155 meter kedalaman, tapi tak keluar air,” kenangnya.

Gagal bukan berarti berhenti. Tahun 2022, Syamsul kembali menggali sumur bor di Masjid Darul Falah, Desa Labasa, Kecamatan Tongkuno Selatan. Sumur itu berhasil pada kedalaman 45 meter dan kini menjadi andalan warga yang sebelumnya hanya mengandalkan sumur gali—yang sering kering saat kemarau.

Terakhir, pada sekitar Maret-April 2025 lalu, Syamsul menggali satu titik lagi di Masjid Nurul Iman, Kelurahan Lawama, Kecamatan Tongkuno Selatan. Dalam waktu sebulan, sumur itu berhasil diselesaikan pada kedalaman 51 meter dan kini dimanfaatkan jamaah dan warga sekitar.

“Di sana sebenarnya sudah ada sumur gali, tapi airnya tercemar limbah rumah tangga. Jadi saya pikir perlu alternatif yang lebih bersih,” jelasnya.

Total, ada empat titik sumur bor yang telah ia bangun dengan uang pribadi. Tak ada laporan resmi, tak pula dokumentasi besar-besaran. Semua dikerjakan secara bertahap, diam-diam, dan tuntas.

Motivasi Syamsul sederhana: kemanusiaan. Baginya, ibadah yang sempurna butuh air wudu yang layak, dan hidup yang layak tak bisa tanpa akses air bersih.

“Kalau masjid tidak ada air, bagaimana orang bisa nyaman salat?” katanya.

Ketika ditanya apakah akan melanjutkan aksi serupa di tempat lain, Syamsul hanya menjawab singkat, “Insyaallah, kalau masih ada umur dan rezeki”.

Respon Positif dari Atasan

Tindakan Aiptu Ahmad Syamsul membantu masyarakat rupanya juga diperhatikan oleh pimpinannya. Cerita soal sumur bor yang ia buat dengan uang sendiri telah lama sampai ke telinga Kapolsek Tongkuno, Iptu Hasan.
Menurut sang atasan, apa yang dilakukan Syamsul adalah bentuk kepedulian yang patut dicontoh. Ia mengenal betul kepribadian sang Kanit Samapta yang sejak lama menunjukkan dedikasi tinggi terhadap masyarakat, terutama dalam isu-isu kebutuhan dasar seperti air bersih.
“Pak Syamsul itu memang begitu orangnya. Bukan sekali dua kali dia bikin sumur bor. Di Dusun Labora, Desa Oempu saja, dia bikin sumur bor sampai lebih dari seratus meter baru dapat air,” ujar Hasan kepada Sultratop.com.
Kisah Dermawan Polisi di Muna Sisihkan Gaji Bangun 4 Titik Sumur Bor untuk Masjid
Polsek Tongkuno tempat Aiptu Ahmad Syamsul bertugas.
Menurut Hasan, beberapa kawasan Tongkuno memang dikenal sulit air. Menggali sumur secara manual kerap tak membuahkan hasil karena kondisi tanah berbatu dan ada juga kedalaman sumber air yang ekstrem.
“Itu sebabnya, apa yang dilakukan Pak Syamsul sangat luar biasa. Terakhir, dia bikin sumur bor di Masjid Nurul Iman, Kelurahan Lawama. Sekarang jamaah tidak perlu lagi keluar lingkungan masjid hanya untuk berwudu. Semuanya tersedia di sana,” kata Hasan.
Sebagai pimpinan di tingkat Polsek, Hasan mengaku mendukung penuh inisiatif anggotanya itu. Bagi Hasan, apa yang dilakukan Syamsul bukan sekadar aksi sosial, tapi teladan nyata dalam bertugas sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
“Saya pribadi sangat bangga. Ini contoh nyata yang bisa ditiru, bukan hanya oleh sesama polisi, tapi juga masyarakat luas,” tuturnya. (===)
Follow WhatsApp Channel Sultratop untuk update berita terbaru setiap hari

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan