22 July 2025
Indeks

Keunikan Gua Bidadari Buton Tengah yang Dipercaya Jadi Tempat Mandi Tujuh Bidadari

  • Bagikan
Keunikan Gua Bidadari Buton Tengah yang Dipercaya Jadi Tempat Mandi Tujuh Bidadari
Kolase foto Gua Bidadari, atau dikenal sebagai Lia Molomba. (Foto: xaveriusendro)

SULTRATOP.COM, BUTENG – Gua Bidadari, atau dikenal sebagai Lia Molomba oleh warga Desa Kolowa, Kecamatan Gu, Buton Tengah, adalah gua unik yang memadukan keindahan alam dan cerita mistis.

Lubang vertikal di atas gua memancarkan cahaya matahari langsung ke kolam biru jernih di dalamnya, menciptakan pemandangan dramatis yang mampu memikat wisatawan lokal maupun mancanegara.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Namun, keindahan alam ini tak hanya memikat mata. Di balik kilau air dan batuan, gua ini menyimpan kisah-kisah gaib yang telah lama hidup dalam ingatan warga setempat. Sejak tahun 1970-an, beredar cerita tentang penampakan tujuh bidadari yang mandi di dalam gua.

Kisah ini terutama dituturkan oleh mereka yang dipercaya memiliki indra keenam. Sosok-sosok anggun itu kerap terlihat saat cahaya siang menembus lubang gua, berkilau di permukaan air seperti cermin.

Cerita-cerita semacam itu terus diwariskan, seperti yang dikisahkan oleh Arul, anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kolowa.

“Kadang ada yang melihat batang pohon pisang di dalam gua, padahal tidak ada pohon pisang tumbuh di sekitar sini,” ujarnya kepada sultratop.com.

“Masyarakat dulu percaya itu adalah kendaraan para bidadari,” sambungnya.

Bagi sebagian warga, cerita itu bukan sekadar dongeng. Beberapa mengalami sendiri keanehan yang terjadi. Cahaya yang tiba-tiba muncul dari dalam gua pada malam hari, atau pohon besar yang seolah tumbuh dalam semalam.

Hingga kini, gua tetap dihormati oleh masyarakat setempat. Etika berbicara pun tetap dijaga oleh para pengunjung.

“Kami tidak berani bicara kasar di sana,” tambah Arul.

Bagi masyarakat Desa Kolowa, Lia Molomba bukan sekadar destinasi wisata. Ia adalah warisan cerita, tempat sakral yang hidup dalam keseharian mereka.

Keunikan Visual di Tengah Alam

Selain cerita-cerita gaib yang menjadi bagian dari identitas lokal, Gua Bidadari juga menyuguhkan pesona visual yang luar biasa dari sisi geologis dan pencahayaan alami.

Secara geologis, Gua Bidadari adalah kombinasi langka dari gua kering dan gua basah. Bagian dalamnya terdiri dari lorong batuan berkarang mati dan sebuah kolam alami berair jernih berwarna biru segar.

Kolam ini bukan hanya menjadi tempat berendam bagi pengunjung, tetapi juga bagian dari sistem gua bawah air yang lebih luas.

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pukul 11.00 hingga 14.00, saat sinar matahari menembus lubang vertikal gua dan jatuh sempurna ke permukaan kolam, menciptakan efek dramatis layaknya spotlight alam.

Banyak wisatawan mengincar momen ini untuk berfoto karena cahayanya membentuk siluet dan pantulan menawan di dalam ruang gua.

Gua Bidadari terletak sekitar 1 kilometer dari pemukiman warga. Pengunjung bisa membawa kendaraan hingga titik parkir sederhana, lalu berjalan kaki sejauh 250 meter menuju mulut gua.

Begitu masuk, pengunjung akan menuruni jalur miring yang membawa mereka ke dalam ruang bawah tanah yang luas dan sunyi. Dindingnya dihiasi oleh batuan karang mati, sementara di dasarnya terhampar kolam alami yang bening dan menyegarkan.

Inilah kolam yang sering digunakan wisatawan untuk mandi-mandi atau sekadar menikmati suasana gua yang tenang.

Menurut Arul, kolam ini dulunya bahkan digunakan untuk aktivitas diving. Kolam tersebut terhubung dengan lorong bawah air yang mengarah ke gua bawah laut di sekitarnya, dan dapat dijelajahi lebih dalam oleh penyelam profesional.

“Kalau jam 12 siang, dari atas gua muncul cahaya seperti sorotan lampu panggung,” jelas Arul.

“Banyak yang datang untuk mandi atau sekadar berfoto di bawah cahaya itu,” tambahnya.

Gua ini telah menjadi destinasi favorit, baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Mereka yang datang bukan hanya ingin menikmati sensasi alam, tapi juga tertarik pada cerita-cerita mistis yang masih hidup di tengah masyarakat.

Desa dengan Potensi Wisata yang Besar

Menurut Arul, Desa Kolowa menyimpan lebih dari sekadar Gua Bidadari. Di desa itu, bentangan alam bawah laut menawarkan setidaknya 15 titik penyelaman yang kerap dikunjungi wisatawan mancanegara.

Hampir setiap bulan, para penyelam dari luar negeri datang untuk menjelajahi keindahan laut di sekitar desa, menandakan bahwa potensi wisata di Kolowa begitu besar dan menjanjikan.

Letaknya pun strategis. Desa ini berada sekitar 20 kilometer dari ibu kota Buton Tengah, Labungkari, dan bisa diakses dengan mudah melalui jalur darat dari Kabupaten Muna maupun Kota Baubau.

Dengan aksesibilitas yang baik dan kekayaan alam yang luar biasa, Kolowa berpotensi bisa tumbuh menjadi ikon wisata alam di Sulawesi Tenggara.

Bersama rekan-rekannya di Kelompok Sadar Wisata, Arul menyimpan harapan yang sederhana namun mendalam. Ia ingin agar keindahan yang mereka miliki bukan hanya menjadi kenangan atau cerita lama, melainkan menjadi jalan menuju masa depan yang lebih sejahtera bagi masyarakat.

Menjaga alam, merawat warisan cerita, dan membuka diri terhadap pariwisata berkelanjutan adalah langkah-langkah kecil yang diyakini bisa membuat Gua Bidadari bersinar lebih terang, bukan hanya di mata wisatawan, tetapi juga bagi kehidupan warga Kolowa sendiri. (Ad/ST)

Laporan: Tim Redaksi

Follow WhatsApp Channel Sultratop untuk update berita terbaru setiap hari

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan