SULTRATOP.COM, KENDARI – Mengantisipasi potensi kenaikan harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka (ASR) bergerak cepat dengan mengajak Bank Indonesia (BI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra merumuskan langkah-langkah strategis. Upaya bersama ini ditempuh untuk menjaga stabilitas harga sekaligus memastikan masyarakat tidak terdampak gejolak inflasi di momentum akhir tahun.
Dalam rapat pengendalian inflasi daerah yang digelar di ruang pola Kantor Gubernur pada Selasa (25/11/2025), ASR menegaskan bahwa risiko inflasi jangka pendek masih perlu diwaspadai. Ia menyebutkan sejumlah komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan, seperti daging ayam, telur, daging sapi, serta sayuran hortikultura: cabai, tomat, dan bawang merah yang rentan terdampak curah hujan tinggi.
“Nanti juga akan ada peningkatan permintaan pangan di daerah tambang, dan pasti ada tren kenaikan harga emas global,” ujar ASR.
Untuk itu, Pemprov Sultra bersama BI dan TPID menyiapkan extra effort melalui strategi 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif).
Ada lima langkah yang menjadi fokus utama dalam pengendalian inflasi jelang Nataru.
Langkah pertama adalah penguatan ketahanan pangan melalui percepatan perluasan areal tanam, penggunaan bibit unggul, mekanisasi pertanian, dan penguatan kontrak farming.
Kedua, pengembangan budi daya perikanan laut untuk mengurangi ketergantungan pada perikanan tangkap yang rawan gangguan cuaca serta mendorong hilirisasi sektor perikanan.
Langkah ketiga memperkuat kelancaran distribusi melalui optimalisasi kerja sama antar daerah, penyempurnaan infrastruktur jalan dan logistik, serta efisiensi biaya angkut terutama bagi wilayah kepulauan.
Keempat, menjaga keterjangkauan harga dengan memperluas kios pangan, mendorong investasi penggilingan beras dan industri pangan, serta memperkuat Satgas Pangan dalam pengawasan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Sementara langkah kelima adalah memastikan komunikasi publik yang efektif lewat rakor TPID yang tepat waktu, press release terjadwal, serta pemantauan dampak UMP terhadap daya beli masyarakat.
ASR berharap seluruh stakeholder dapat bergerak bersama agar Sultra tetap stabil, aman dari gejolak harga, dan terhindar dari potensi krisis. (Adv)














