30 January 2025
Indeks

Dua Rumah Ambruk! Gempa Kolaka Timur Belum Berakhir, Warga Mengungsi

  • Bagikan
Dua Rumah Ambruk! Gempa Kolaka Timur Belum Berakhir, Warga Mengungsi
Bagian belakang rumah warga Kolaka Timur yang ambruk akibat gempa bumi.

SULTRATOP.COM, KOLTIM – Gempa bumi beruntun terus mengguncang Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebabkan dua rumah ambruk di bagian belakangnya. Selain itu, gempa susulan terus terjadi.

Warga di beberapa kecamatan terpaksa mengungsi demi keselamatan, sementara pemerintah daerah masih berupaya menangani dampak bencana yang belum mereda.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Gempa yang terjadi sejak 24 Januari 2025 dengan magnitudo 4,9 telah memicu 146 kali gempa susulan hingga 29 Januari 2025. Akibatnya, tiga kecamatan terdampak paling parah, yaitu Ladongi, Lalolae, dan Mowewe.

Kapolsek Mowewe, IPDA Muhammad Anas, mengungkapkan bahwa masyarakat tetap tenang meskipun gempa telah terjadi selama enam hari berturut-turut. Ia merinci dua rumah yang mengalami kerusakan parah akibat gempa.

“Dapur sebuah rumah di Kelurahan Waitombo roboh pada 25 Januari 2025, dan hari ini bagian belakang sebuah rumah di Kelurahan Horodopi juga roboh akibat guncangan hebat,” jelasnya.

Penghuni kedua rumah tersebut telah mengungsi ke rumah keluarga demi keselamatan. Sejumlah barang berharga juga telah diamankan. Hingga saat ini, tidak ada laporan korban jiwa. BPBD dan Dinas Sosial Koltim telah turun ke lokasi, sementara pemerintah setempat masih menyiapkan langkah tindak lanjut.

“Harapan kami, gempa ini segera berakhir. Kami meminta masyarakat tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Kami juga telah mengusulkan kepada BPBD Koltim agar mendirikan tenda evakuasi di Lapangan Kecamatan Mowewe,” tambahnya.

Dua Rumah Ambruk! Gempa Kolaka Timur Belum Berakhir, Warga Mengungsi
Bagian belakang rumah warga Kolaka Timur yang ambruk akibat gempa bumi.

Kapolsek Lalolae, IPDA David Parape, menegaskan bahwa belum ada tenda evakuasi yang didirikan oleh BPBD Koltim. Ia meminta masyarakat tidak terpengaruh oleh informasi hoaks terkait situasi darurat di daerah tersebut.

“Memang kita dalam keadaan waspada, tetapi tidak ada informasi resmi mengenai pendirian tenda evakuasi. Masyarakat masih beraktivitas seperti biasa,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Ladongi IPTU Nyoman Sila mengatakan situasi di wilayahnya tetap aman dan terkendali, meski beberapa bangunan mengalami retak pada bagian dinding akibat gempa berulang.

“Kantor Desa Langia, Puskesmas, dan dua rumah warga di Desa Gunung Jaya mengalami retak dinding, tetapi tidak roboh,” kata Nyoman kepada Sultratop.com.

Ia menambahkan, Bendungan Ladongi masih dalam kondisi aman, namun pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) telah mengganti dua alarm sirine untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan tidak tidur terlalu lelap untuk mengantisipasi gempa susulan,” tambahnya.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Koltim telah mengalami 146 kali gempa susulan hingga 29 Januari 2025. Gempa utama pertama kali terjadi pada 24 Januari 2025 dengan magnitudo 4,9 pada pukul 21.37 Wita. (A/ST)

 

Laporan: Bambang Sutrisno

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan