SULTRATOP.COM, KENDARI — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah fokus memperbaiki kualitas air laut yang tercemar oleh logam berat tambang pada tahun 2025.
Kepala DLH Sultra, Andi Makkawaru, mengatakan bahwa saat ini pihaknya belum memiliki alat untuk mengukur Biological Oxygen Demand (BOD), yang merupakan indikator penting untuk menilai kualitas air laut, khususnya tingkat pencemaran oleh bahan organik yang dapat terurai secara biologis.
“Kami sudah memiliki alatnya, namun bakteri yang digunakan dalam pengukuran ini adalah makhluk hidup. Jadi, ada sebuah ruang khusus untuk mengembangbiakkan bakteri tersebut. Namun, kami belum memiliki fasilitas tersebut,” ungkapnya saat ditemui di Kendari pada Selasa (12/8/2025).
Meskipun demikian, pihaknya akan berusaha memperbaiki kualitas air laut yang tercemar logam berat dengan alat yang akan disediakan tahun ini.
Andi menyebutkan beberapa wilayah perairan yang tercemar, seperti di Kabaena dan Konawe Utara (Konut). Namun, luas perairan yang belum terkontaminasi masih jauh lebih besar dibandingkan wilayah yang tercemar.
DLH juga tengah melakukan kolaborasi dengan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, UHO menawarkan solusi dengan memanfaatkan mangrove dan gamal.
“Pihak masyarakat pesisir akan diberikan pelatihan mengenai budidaya mangrove dan gamal. Tanaman gamal ini memiliki kemampuan untuk menangkap logam berat, dan harapan kami ke depannya tidak akan ada lagi pencemaran,” tutur Andi.
Berdasarkan data Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Sultra tahun 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan target 61 titik pantau laut di Sultra. Namun, DLH Sultra melaporkan data sebanyak 77 titik pantau, dengan 33 titik yang terverifikasi.
Sementara itu, untuk kualitas udara, data yang terverifikasi mencapai 137 dari 148 titik yang dilaporkan. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara di Sultra baik, karena jauh melebihi target yang diberikan, yaitu 86 titik pantau.
Begitu juga dengan kualitas air, dari 216 titik pantau yang ditargetkan oleh KLHK, DLH Sultra melaporkan 328 titik pantau dengan 316 titik yang terverifikasi. Dengan capaian tersebut, Sultra berhasil meraih peringkat ke-6 secara nasional dari 38 provinsi untuk kualitas lingkungan hidup pada tahun 2024. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani