SULTRATOP.COM – Sebuah video yang diklaim pembuatan beras dari bahan botol plastik bekas beredar di grup-grup WhatsApp warga Kota Kendari pada 28 Mei 2025.
Dalam video tampak botol plastik bekas diproses hingga akhirnya menjadi butiran putih. Konten ini telah mendapat keterangan bahwa sudah diteruskan berkali-kali di platform WhatsApp.
Narasi tulisan yang menyertai video tersebut yakni “mari sebarkan sebanyak-banyaknya di grup sebelah dengan maksud agar mereka tahu dan berhati-hati membeli beras,”.
Pemeriksaan Fakta
Tim Cek Fakta Redaksi Sultratop.com memeriksa video tersebut dengan mengambil tangkapan layar lalu mencarinya di Google Image Search. Video serupa ditemukan di akun Youtube “
1ONS” pada 23 April 2025 berjudul “PENGOLAHAN LIMBAH BOTOL PLASTIK”.
Dalam video Youtube itu, diceritakan tentang akhir dari limbah plastik. Limbah botol plastik yang sudah masuk pabrik kemudian dihancurkan dan didaur ulang menjadi biji plastik kembali untuk kebutuhan perusahaan.
Video identik juga terdapat dalam unggahan akun Tiktok @smartestworkers pada 5 April 2025 berjudul “Recycling Waste Plastic to Make White Pellets (Daur Ulang Limbah Plastik Menjadi Pelet Putih)”. Dalam unggahan akun Tiktok ini kualitas video lebih jernih dan tidak ada tanda-tanda produk beras plastik.
Saat mencermati akhir video, tampak biji plastik putih dimasukkan ke dalam karung bermerek Nimir Chemicals lengkap dengan logonya dan di bagian karung itu juga tertulis Nimir Phthalic Anhydride.
Dari penelusuran, ditemukan bahwa merek itu adalah milik perusahaan Nimir Chemicals Pakistan Limited (NCPL). Dalam akun linkedin perusahaan ini dijelaskan bahwa mereka adalah perusahaan petrokimia terkemuka di Pakistan yang memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi seluruh permintaan domestik industri hilir.
Bisnis inti NCPL adalah manufaktur dan pemasaran, salah satunya Phthalic Anhydride. Ini merupakan bahan baku penting dalam berbagai proses industri, terutama dalam pembuatan berbagai produk berbahan plastik.
Terkait isu beras plastik bukanlah hal baru di Indonesia. Pada 2023 yang lalu kabar beras impor China yang diklaim mengandung plastik telah masuk ke Indonesia. Jauh sebelumnya, juga pernah muncul isu peredaran beras sintetis berbahan dasar plastik di pasaran.
Menanggapi isu soal beras plastik, Wakil Ketua Halal Center Universitas Gadjah Mada (UGM) Nanung Danar Dono, S.Pt., M.Sc., Ph.D, memberikan penjelasan bahwa saat beras dari plastik dikukus mustahil bisa mengembang atau berubah wujud menjadi nasi.
Menurutnya, polimer plastik saat dipanaskan atau dikukus hanya akan berubah jadi plastik panas. Bahkan, jika terlalu panas ia akan mengkerut, bukan malah mengembang.
“Begitu pula dengan beras plastik komersial. Jika memang benar ada, maka saat dipanaskan ia hanya akan berubah menjadi beras plastik panas, bukan berubah menjadi nasi,” ujarnya pada 11 Oktober 2023 sebagaimana dikutip ugm.ac.id.
Kesimpulan
Verifikasi Tim Redaksi Sultratop.com menyimpulkan video pembuatan beras dari bahan botol plastik bekas adalah salah. Video aslinya adalah tentang daur ulang plastik bekas jadi biji plastik atau Phthalic Anhydride oleh perusahaan Nimir Chemicals Pakistan Limited. (===)
Laporan: Tim Redaksi