SULTRATOP.COM, KENDARI – Bupati Konawe Utara (Konut) Ruksamin telah berkali-kali menyampaikan kebulatan tekadnya untuk maju dalam perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2024 ini.
Pada kegiatan leaders talk bertajuk “Jalan Panjang Mewujudkan Kesejahteraan” yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Kendari di salah satu hotel di Kendari pada Kamis (30/5/2024), Ruksamin menyampaikan strateginya untuk perekonomian Sultra ke depan.
Kegiatan tersebut seyogyanya menghadirkan 5 figur yang digadang-gadang akan maju pada perhelatan Pilgub Sultra 2024 yaitu Ruksamin, Lukman Abunawas, Andi Sumangerukka, Tina Nur Alam, dan Ridwan Bae.
Namun pada kesempatan itu, hanya Ruksamin dan Lukman Abunawas yang berkesempatan hadir untuk memaparkan pandangannya terhadap ekonomi Sultra saat ini dan ke depannya.
Ruksamin mengatakan, kondisi wilayah Sultra saat ini baik dari ekonomi, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, inflasi dan sebagainya bisa disimpulkan sendiri. Namun, jika kesimpulannya kondisi saat ini sedang sakit, ia telah menyiapkan obatnya.
“Sulawesi Tenggara punya nikel, pertambangan, pariwisata, pertanian, perkebunan dan adat istiadat yang luar biasa. Sekarang yang dibutuhkan ini orang yang mau mengobati ini kalau sakit tadi. Seperti apa caranya,” ungkap Ruksamin.
Bupati dua periode itu mengatakan, obat dari diagnosa perekonomian saat ini hanya satu. Yaitu melahirkan Sultra sebagai pusat energi dunia.
Kata dia, percuma jika terjadi pertumbuhan ekonomi namun angka kemiskinan tinggi atau sama saja dengan kali 0. Dengan 9 kawasan industri ditambah dengan Poyek Strategi Nasional (PSN) menjadi 11 di Sultra, ia yakin ekonominya akan melejit naik jika berada di tangan yang tepat.
Namun, hal tersebut tidak dapat menurunkan angka kemiskinan jika tidak diikuti kebijakan di daerah.
“Kalau hanya dalam bentuk PSN maka itu hanya ekonomi makro yang bergerak. Semua sektor real, yang bergerak langsung di sana itu pasti tumbuh dan ekonomi pasti naik. Tapi tidak menurunkan angka kemiskinan karena tidak semua orang bisa bekerja di tambang,” tuturnya.
Untuk itu, Ruksamin menyiapkan obatnya yang salah satunya Rp500 juta per desa per tahun. Biaya itu untuk memberikan insentif kepada UMKM di setiap desa.
Ia yakin hal itu dapat menggerakkan ekonomi tingkat bawah. Ia juga yakin jika ditopang dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui beasiswa untuk mahasiswa yang ia siapkan nantinya akan membuat ekonomi meningkat, kemiskinan menurun, dan Sultra makin sejahtera.
Di sektor pertanian dan perkebunan, ia mengaku menyiapkan pupuk gratis untuk peningkatan produksi. Kata dia, hal itu sudah terbukti beberapa tahun terakhir telah memiliki produksi baik gabah, jagung, kedelai, dan sebagainya.
“Sekarang pupuk ada subsidi dari pemerintah. Tapi rantai pasoknya yang begitu berliku-liku. Kadang kala kita bermohon isi RPKK dulu, dua kali panen baru dia datang,” tutur Ruksamin. (—-)
Kontributor: Ismu Samadhani