22 December 2024
Indeks

BPMP Sultra: Mayoritas Sekolah di Sultra Masih Berada di Zona Merah Literasi

  • Bagikan
BPMP Sultra: Mayoritas Sekolah di Sultra Masih Berada di Zona Merah Literasi
Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kampung literasi bersama komunitas yang bergerak dibidang serupa, dengan menyusun tema “Sehari Tanpa Gawai” di Aula Perpustakaan, Sabtu (21/12/2024). (Foto: Bambang Sutrisno/Sultratop.com)

SULTRATOP.COM, KENDARI – Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengungkapkan bahwa mayoritas sekolah di provinsi ini masih berada di zona merah literasi.

Kondisi ini menunjukkan rendahnya tingkat kemampuan literasi di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Hal tersebut disampaikan Kepala BPMP Sultra, Junaiddin Pagala, saat kegiatan Kampung Literasi bertajuk “Sehari Tanpa Gawai” yang digelar di Aula Perpustakaan Kendari, Sabtu (21/12/2024).

Ia menjelaskan, rapor pendidikan di Sultra masih menunjukkan dominasi warna merah untuk kemampuan literasi siswa.

“Dari tiga kategori rapor pendidikan, yaitu hijau untuk tingkat baik, kuning untuk sedang, dan merah untuk rendah, Sultra masih didominasi oleh warna merah dan kuning. Warna hijau hanya sedikit, itu pun sebagian besar berada di Kota Baubau dan Kendari,” ujarnya.

Menurut Junaiddin, kemampuan literasi yang baik sangat penting untuk memastikan generasi mendatang menjadi cerdas, berakhlak, unggul, dan produktif. Namun, upaya peningkatan literasi masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk dampak pandemi Covid-19 yang sempat menghambat proses pembelajaran pada 2021-2022.

“Pandemi membuat proses pembelajaran terganggu, sehingga kemampuan literasi anak-anak menurun. Kegiatan ini adalah salah satu langkah pemulihan pembelajaran dan literasi,” katanya.

Acara Kampung Literasi ini melibatkan berbagai komunitas literasi dan menampilkan beragam gerai kreativitas, seperti eksperimen sains, praktik menulis, pojok baca, hingga cek kesehatan mental. Puluhan anak-anak dan orang tua turut hadir untuk memanfaatkan aktivitas edukatif tersebut.

Junaiddin juga mengimbau orang tua untuk lebih terlibat dalam proses pendidikan anak-anaknya. Menurutnya, pilar pendidikan tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat dan keluarga.

“Waktu terbesar anak-anak sebenarnya dihabiskan di rumah. Oleh karena itu, pendidikan di keluarga harus sejalan dengan apa yang diajarkan di sekolah,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan komunitas masyarakat untuk meningkatkan literasi.

“Alhamdulillah, ada banyak komunitas literasi yang menginisiasi gerakan seperti ini. Kami akan mendukung mereka agar dampaknya terasa secara signifikan di masyarakat dan sekolah,” tutupnya. (B/ST)

Penulis: Bambang Sutrisno

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan