SULTRATOP.COM – Pulau Pendek merupakan salah satu gugusan pulau dengan panorama alam yang indah di Buton. Secara administratif, pulau ini masuk ke dalam wilayah dua desa, yakni Desa Boneatiro dan Desa Boneatiro Barat, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton.
Uniknya, perairan sekitar pulau ini jadi tempat lumba-lumba beratraksi. Mereka sering terlihat berenang dalam kelompok dan melakukan lompatan akrobatik di udara, yang dapat membuat pengunjung pulau ini merasa takjub.
Suara mereka yang khas, seperti klik dan siulan, menambah daya tarik dan memberikan gambaran tentang cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi. Semua elemen ini membuat pengalaman menyaksikan lumba-lumba di Pulau Pendek menjadi sesuatu yang istimewa dan tak terlupakan.
Untuk merasakan pengalaman bermain dengan mamalia laut ini, Anda perlu menggunakan perahu. Jika tak punya perahu sendiri, Anda dapat menyewa punya nelayan dengan kisaran biaya Rp200 sampai Rp300 ribu atau sesuai negosiasi.
Lumba-lumba tidak sulit ditemukan di perairan Pulau Pendek karena kemunculannya tiap hari. Selain di pagi hari, lumba-lumba juga muncul pada sekitar pukul 12.00 siang, dan kadang sore hari. Bahkan kawanan lumba-lumba sering mengiringi perahu nelayan yang melintas.
Kepala Desa Boneatiro Barat, Ilyas mengatakan biasanya kawanan lumba-lumba berjumlah empat sampai 12 ekor muncul pada pagi hari, sekitar pukul 05.30. Ada beberapa lokasi yang menjadi lintasan lumba-lumba ini, terutama perairan di depan Pulau Pendek dan Teluk Woro.
Selain menggunakan perahu, lumba-lumba juga dapat disaksikan langsung dari daratan di pulau Pendek dan beberapa wilayah puncak daratan sekitarnya. Oleh karena itu Pemerintah Desa Boneatiro Barat saat ini tengah merancang master plan pengamatan lumba-lumba dari puncak Bonena Tobungku. Master plan ini juga sudah diserahkan ke Dinas Pariwisata Provinsi Sultra.
“Di sini kita bisa lihat jelas kawanan lumba-lumba, pagi setengah 6 itu sudah ada,” ujar Ilyas.
Menyaksikan Hiu Paus
Hiu paus (Rhincodon typus) adalah spesies ikan terbesar di dunia. Spesies langka ini sering melintas di perairan Pulau Pendek. Karena kemunculannya yang sering, satwa yang dilindungi ini kadang terkena jaring nelayan.
Untuk menyaksikan hiu paus ini tentu perlu alat penyelaman atau bisa juga diamati dari atas perahu. Meski berada dalam keluarga hiu, makhluk ini tidak menggigit dan bisa dikatakan, hiu paus adalah makhluk jinak. Kemunculannya antara bulan April hingga Agustus di perairan Pulau Pendek.
Ukuran hiu paus dapat mencapai panjang hingga 12 meter atau lebih. Beratnya bisa mencapai sekitar 20,6 ton atau lebih. Bayangkan betapa besarnya hiu ini. Tubuh mereka berwarna abu-abu dengan bintik-bintik putih dan garis-garis vertikal yang unik.
“Hiu paus yang lebar mulutnya dan lumayan besar, warga biasa melihat langsung saat pasang bagang,” ujar Ilyas.
Tempat untuk Diving dan Snorkeling
Letak Pulau Pendek juga strategis karena menjadi perlintasan kapal laut rute Kota Baubau–Kabupaten Muna–Kota Kendari, dan sebaliknya.
Selain kehadiran hiu paus dan lumba-lumba, Pulau Pendek menyimpan banyak potensi wisata, terutama wisata bahari. Hamparan pasir putih di pantainya dan di bawah laut terdapat karang yang beragam, jadi keistimewaan tersendiri pulau ini.
Jika berencana ingin diving atau snorkeling, Pulau Pendek bisa menjadi pilihan. Keindahan terumbu karangnya akan memberi pengalaman menyelam yang menyenangkan. Ditambah, menyelam di sini bisa saja Anda bertemu dengan ikan Napoleon yang hanya ada di perairan Boneatiro.
Ikan napoleon merupakan salah satu ikan karang terbesar dan paling mencolok di lautan tropis. Karang di Pulau Pendek yang masih asri boleh jadi telah mengundang ikan ini dan menjadi bagian penting dalam ekosistem terumbu karang.
Muh. Isfan Hamdani, salah satu pencinta wisata diving asal Kota Kendari sudah menyaksikan sendiri pesona bawah laut Pulau Pendek.
Menurutnya, diving di pulau ini juga tak kalah menarik dibandingkan spot diving lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), terutama yang berada di Kepulauan Buton.
“Karangnya di sini (Pulau Pendek) masih bagus dan sehat-sehat, perairannya juga terjaga kebersihannya. Tidak rugi diving atau snorkeling di sini, apalagi aksesnya juga bagus dan mudah,” ungkap Isfan, 27 Juli 2024.
Akses dan Fasilitas
Untuk menjangkau Pulau Pendek dapat ditempuh dengan dua cara, bisa lewat laut dan bisa juga lewat darat. Jarak antara Pelabuhan Murhum Kota Baubau menuju ke Pulau Pendek adalah kurang lebih 40 kilometer (km).
Sementara jika melalui transportasi darat dari Baubau menuju Desa Boneatiro atau Boneatiro Barat adalah kurang lebih 38 km atau dapat ditempuh dengan waktu dua jam.
Menurut Isfan, akses jalan ke Desa Boneatiro juga sudah bagus, bahkan sudah masuk ke Google Maps sehingga mudah ditemukan. Saat ke Pulau Pendek pada Juni 2024, Isfan memang berangkat dari Baubau.
Kemudian dari Desa Boneatiro Barat harus menyeberang lagi ke Pulau Pendek dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Hanya saja, kata Isfan tidak tersedia kapal yang siaga mengantar di dermaga.
“Iya jadi kita mau menyeberang, tapi tidak tersedia kapal. Harus mencari dulu warga yang mau mengantar. Di sana banyak warga yang siap mengantar, tetapi kapal mereka tidak stand by di dermaga. Jadi, pengunjung yang baru pertama kali pasti kebingungan,” ujar Isfan.
Sementara terkait fasilitas lainnya, Kepala Desa Boneatiro Barat Ilyas mengatakan di desanya sudah ada homestay, sewanya Rp200 ribu sampai Rp250 ribu per malam.
Sementara biaya kapal menyeberang ke Pulau Pendek Rp200 ribu sampai Rp300 ribu untuk kapasitas lima sampai 10 orang. (—)
Reporter: Tim Redaksi