SULTRATOP.COM, KENDARI – Persaingan ketat antara pegawai lembaga keuangan di Sulawesi Tenggara (Sultra) mewarnai ajang Industri Jasa Keuangan (IJK) Dance Competition 2025. Dalam kompetisi yang digelar untuk memeriahkan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) ini, BCA tampil sebagai juara pertama, disusul BRI di posisi kedua, serta BPR Bahteramas Kendari dan BPR Bahteramas Konawe di posisi ketiga dan keempat.
Persaingan ketat ditunjukkan oleh para pegawai dari berbagai lembaga keuangan di Sultra, mulai dari bank hingga pegadaian. Namun kali ini mereka bukan beradu produk, layanan, ataupun program, melainkan beradu kekompakan dan kolaborasi dalam menari.
Sebanyak 10 kelompok dari masing-masing industri keuangan berlomba menampilkan yang terbaik, yaitu BPR Bahteramas Konawe, BPR Bahteramas Kendari, BPR Bahteramas Kolaka, BTN, PNM, Pegadaian, BNI, BCA, Bank Sultra, dan BRI.
Para peserta dinilai oleh tiga dewan juri berpengalaman, yakni Winter Bismi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sultra, Dedi Wiranto yang merupakan seorang dancer, dan Rahayu dari Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sultra.
Dewan Juri, Dedi Wiranto, mengatakan poin penilaian penting dari setiap penampilan para dancer adalah musikalitas, kekompakan, koreografi, dan kreativitas.
“Musikalitas itu yang penting. Karena percuma kita punya gerakan yang oke kalau musikalitasnya atau gerakan tempo tidak sesuai dengan musik,” ucapnya.
Dedi menyebut peserta IJK Dance Competition tahun ini lebih upgrade dibanding tahun lalu yang juga sempat jadi jurinya. Menurut dia, di kompetisi tahun 2025 ini gerakan dan konsep para peserta lebih dipersiapkan dengan matang.
Sementara itu, Rahayu menambahkan bahwa kompetisi ini bukan hanya sekadar ajang tari, melainkan juga membawa misi sinergitas antar industri jasa keuangan.
“Dalam setiap penampilannya, industri jasa keuangan mempromosikan produk-produknya untuk mendukung inklusi keuangan sekaligus mensosialisasikan Gerakan Cerdas Keuangan (Gencarkan) di masyarakat Sultra,” jelasnya.
Ia menilai, totalitas peserta sangat tinggi dan konsep yang dibawakan lebih kuat dari tahun sebelumnya.
“Mereka luar biasa dan totalitas. Secara konsep lebih bagus dan kekompakannya lebih oke tahun ini. Sulit untuk menilai karena 10 peserta ini keren-keren semuanya. Tapi kan yang namanya lomba harus ada juaranya, nilai mereka beda tipis semua,” tuturnya. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani
















